Translate

Senin, 09 Juni 2014

ANAK PERTAMAKU

                  
         Pada hari  kamis pahing jam 20.45  malam jumat pon, tanggal  20  September 1996/ 07 jumadil ula lahir anak pertamaku . Kuberi nama Tajun Millatu Syafa'at dengan harapan namanya menjadi doa kelak akan menjadi mahkota indah penolong agama Islam sesuai arti nama berbahasa arab tersebut. Anak yang sangat manis dan membanggakan sesuai harapan orangtua.  Dengan berat 3,1 kg dan panjang  49 cm, berkulit putih cenderung  kemerahan, bermata sipit , lincah, sehat dan lucu, bahkan para tetanggaku  mengatakan anaku mirip orang jepang atau cina. Usia 5 bulan sudah penuh giginya, 9 bulan sudah bisa berlari2, 1,5  tahun hafal doa sehari2 dan main game di komputer tanpa diajari hanya meniru teman2nya, cerdas, lincah, sehat, lucu, seorang anak idaman orangtua yang membanggakan. 
            Sayangnya suamiku tidak menyadari hal ini, sejak umur 9 bulan sudah "diajar" dengan kekerasan. Waktu itu dia ingin kencing, tetapi karena aku dan suamiku sedang fokus menerima tamu, maka tidak mengetahui bahwa Tajun kecilku ingin kencing, tanpa disangka dia kencing di tempat, di ruang tamu di mana kami sedang duduk bersama tamu kami. Tanpa kuduga setelah tamu pamit, suamiku membawa anakku ke kamar kecil, dan di sana dimasukkan ke bak mandi kosong dengan lampu dimatikan, dengan hanya dipegangi kaki mungilnya yg lucu dengan posisi kepala di bawah, jadi anakku menengis , menjerit2 keras2, maka aku mendatangi mereka berdua dan segera meminta anak kami dengan berkata 
" Ya Alloh, koq seperti itu, sini, kasihan dong, anak kecil diperlakukan begi tu, itu , sini "
Lalu ku bopong anakku, dengan tetap memaafkan suamiku.
           Kemudian pada umur 3 tahun, anaku juga pernah di "ditabok" / pukul dengan telapak tangan sampai, pantatnya merah2 ngecap/ telapak tangan suamiku membekas  gambar telepak di pantatnya, saking kerasnya pukulan tersebut, dengan berkali2. Kekerasan2 terus berlanjut sampai anakku remaja saat ini, pernah di pukul dadanya sampai berbuny " bug " saking kerasnya pukulan tersebut hanya karena pinjam motor adiku, pernah juga semasa masih duduk di kelas 5 SD mata dan bibirnya digosok dengan cabai hanya karena main PS . Ya Alloh, bukan ingin mengungkap keburukan suami atau membuka aib keluarga kami, tetapi aku hanya sedang menganalisa dan prihatin terhadap nasib anak pertamaku.
           Sikap egois, keras, temperamental bahkan sadisnya suamiku tidak pernah kupikir bahwa hal tersebut adalah hal yang sangat kejam dan mengerikan, aku hanya bersabar dan menjadi penengah antara suami dan anakku. Tetapi kali ini aku jadi teringat akan beberapa sikap suamiku pada anakk2ku, karena aku sedang prihatin pada perilaku anak pertamaku.
           Dulu ketika masih duduk dibangku SMP pernah minta keluar/ putus sekolah karena sudah terlalu banyak membolos dan suamiku malah mengajukan pada gurunya untuk memberi sangsi tidak naik kelas padanya, padahal dia anak yang sangat cerdas dengan nilai di atas caumload dan masuk kelas unggulan, betapa down tidak naik kelas. Kemudian dia juga menyukai teman bermainnya dengan serius, padahal masih SMP dan bukan perempuan baik2 yang disukai gadis SMU. Alhamdulillah kami dapat melewati semuanya dengan baik, aku dengan sabar mengarahkan dan mendoakannya sehingga sekarang masih sekolah SMU dan sudah tidak berhubungan dengan perempuan itu lagi.
            Hanya saja saat ini dia baru duduk di  kelas 2 SMU malah tiba2 memintaku menemui orangtua gadis teman nyantrinya untuk menyatakan keseriusan hubungan mereka. Aku kaget luar biasa karena menurutku anakku masih sangat belia dan aku akan menikahkan anak2ku minimal bila mereka telah lulus kuliah S1. 
            Saat ini aku jadi berpikir, barangkali karena kesibukanku yang kurang punya waktu bersama anak2ku dan perilaku suamiku yang keras dan sadis tanpa kasih sayang pada anak2nya sehingga anak2ku tumbuh di lingkungan pergaulan yang salah, maka kurang bisa memilih jalan yang baik dan bijak. Maka saat ini aku hanya berdoa dan optimis kami juga akan bisa melewati masalah ini dan dapat mewujudkan keinginan meraih cita2, meneyelesaikan studi dulu sebelum menikah, dan mereka anak2ku akan menjadi anak2 yang berkualitas bagus, berprestasi gemilang serta dapat menjadi  Auliaulloh, Amiin.
                                                                                                           Senin wage, 9 juni 2014
                                                                                                                      19 Sya'ban 1435 H
 



 












Tidak ada komentar: