Translate

Minggu, 19 April 2020

Deritaku adalah Jalanku


Sepiku adalah bahagiaku
Senyapku adalah hiburanku
Deritaku adalah jalanku
Cintaku adalah rinduku 
Syahduku adalah kidungku
Hidupku adalah ujianku
Tuhanku adalah tumpuanku
Tuhanku membuatku begitu
Tuhanku juga yang membuatku pilu
Tapi Tuhanku juga menghiburku
Tuhanku menutup lukaku
Tuhanku pelindung dukaku
Tuhanku tumpuan sakitku
Sakit hatiku
Sakit jiwaku
Sakit rasaku
Tuhanku mentertawakanku
Tuhanku memarahiku
Tuhanku membenciku
Tapi Tuhanku juga mencintaiku
Tuhanku juga mengasihiku
Tuhanku juga ....ku

Sabtu, 11 April 2020

Rahmat

    Ada 2 rahmat dalam tulisan ini, Rahmat Alloh swt yang tercurah untukku dan M Rahmatul Azhar putra ke 3 ku.
     Ini kebetulan atau facta, aku tidak tahu, yang jelas ini adalah peristiwa nyata yang kualami.
        Dari awal kehamilan putra ke 3 ku sungguh berbeda dari 3 anakku yang lain. Hamil Anak ke 3, aku tidak ngidam/ menginginkan hal2 yang aneh/ menyusahkan, ketika lahirpun sangat mudah, lancar dan tdk sakit karena hanya 10 menit di Bidan, langsung lahir. Sesudah lahir hingga ajal datang, tidak pernah merepotkan/ sakit yang harus dirawat. Bahkan dari lahir aku mengalami perasaan aneh saat memeluk/ menimangnya, hatiku terasa nyaman, indah, syahdu, penuh cinta kasih sayang yang langsung menjadi rasa " mahabbah Ilahiyah".
      Sayangnya seiring waktu, aku lupa pada " keistimewaan2 & keajaiban2 yang kurasakan, karena dia makin besar, dan akupun tdk lagi menimang, mencium dan memeluknya seperti waktu bayi, hingga akupun memperlakukan sama dengan perlakuanku pada 3 anak2ku yang lain. Bahkan lebih keras dan disiplin karena dia anaknya lebih sabar dan penurut, jadi aku tdk segan2 mengekspresikan perasaanku padanya, aku begitu care menumpahkan segalanya ; marah, serius, cerewet padanya, berbeda dengan sikapku pada 2 kakaknya, aku lebih hati2 dan menahan diri, karena 2 kakaknya mudah tersinggung dan marah.
      Aku menyadari kembali kalau dia berbeda dengan kakaknya, setelah dia tiada....
Sebelum wafat, rumahku semerbak wangi harum menyengat hingga 2 minggu...dia juga husnul khotimah dengan mengucap kalimah thoyyibah dan sepulang sholawatan.
     Yang lebih ajaib lagi, setelah dia meningal tetanggaku beruntun meninggal...
Lalu aku menjadi paranoid, tiap hari merasa cemas, sedih, khawatir,bingung karena kehilangan dia secara mendadak dan kecelakaan. Masya Alloh...seminggu kemudian tersiar wabah covid 19 melanda dunia...th baru 2020 aku bersedih dan kawatir karena duka kehilangan dia, duniapun akhirnya merasakan hal yg sama karena ada pandemi covid 19. Dua bulan kemudian, aku tidak pernah keluar rumah karena selalu bersedih bila keluar rumah, tetangga dan teman yang tak suka menggunjingku, ternyata seminggu kemudian....
Ada peraturan pemerintah tentang "pembatasan kegiatan di luar rumah", hingga arisan, jumatan, Ujian Nasional, pengajianpun ditiadakan, semua harus dari rumah, bahkan sekolah, bekerja, kuliah semua dari rumah/ online, hingga sedunia tidak boleh keluar rumah, termasuk orang yang menggunjingku tidak keluar rumah hingga sekarang sudah satu bulan...
Lalu tiba2 anak ke 2 ku minta nikah, karena aku masih berkabung maka aku cuma syukuran kecil, tidak resepsi dan resepsi hanya di pihak pengantin perempuan. Lagi2 tetanggaku menggunjingku, yg tdk menggelar resepsi, membuliy dengan kata"koq, diam2,nikahnya"...
Sungguh ajib lagi....
Seminggu kemudian ada peraturan nikah tidak boleh menggelar resepsi, bahkan saat ini semua pendaftaran nikah dipending untuk 3 bulan ke depan.
    Subhaanalloh...aku tak pernah protes, apalagi melawan dan dendam apa kata dunia, aku cuma diam dan menerima semuanya, tapi sekarang ternyata dunia juga mengalami yang kualami.....
      Yang ajib lagi, sebelum meninggal putraku M Rahmatul. A juga membeli beberapa masker, aku bertanya, buat apa beli masker banyak2...dia cuma diam...lalu aku mendesak tanya lagi, baru dia jawab, "ya buat dipakai..." 
Ternyata setelah 3 bulan dia wafat, semua wajib pakai masker karena korona. 
    Lalu 2 bulan lalu aku bilang pada keluargaku aku tidak akan mudik, aku juga bingung, kalau ramadhan tiba, aku tidak traweh di masjid pasti dibuliy tetangga karena aku tokoh Agama di sana, kalau traweh di masjid aku kewatir sedih diketahui banyak orang karena masih teringat putraku yang wafat, aku juga sedih membayangkan sholat ied besok aku pasti sedih karena ingat putraku. Subhanalloh.....
Ternyata sekarang diumumkan tidak boleh traweh, sholat ied berjamaah/ di masjid dan tidak boleh mudik.
Bahkan sebelum meninggal dia meninggalkan uang yg sangat banyak, yang hingga kini digunakan untuk berbagai kebutuhan keluarga : menikah 2 kakaknya, beli alat2 komunikasi, kendaraan dan pengeluaran rumah tangga dari dia wafat hingga  sekarang, disaat orang lain bingung menopang kebutuhan rumah tangga karena ekonomi tidak stabil akibat korona, putra ke 3 ku  wafat dengan mencukupi keluarganya. Tapi aku ibu yang bodoh dan dholim, tidak tahu memiliki anak "Waliyulloh yang menjadi rahmat terindah....
Mungkin karena itulah sekarang aku menderita, kehilangan dia....
Atau aku juga Waliyulloh ? Karena semua yang kurasa ternyata terjadi juga pada yang lainnya.
      Tidak penting siapa aku dan putraku , tapi aku merasa bersyukur kepada Alloh swt, yang telah melindungiku dari keramaian dan kesedihan berkumpul dengan banyak orang...
     Kini kesukaanku : tinggal di rumah, munajat, mendengar lantunan ayat2 suci alQur'an dan tausiyah online....
    Subhanallohi wal hamdulillahi wa laa Ilaaha illallohu Allohu Akbar wa Huwal hayyul qoyyum 'adada kholqihi wa ' ala kulli haalin. Sedih, duka, gundahku kupasrahkan pada Mu....

Kamis, 09 April 2020

Renungan Nisfu Sya'ban

   

        Seumur hidup sebagai Muslimah baru tahun ini semua kebiasaan ibadah bersama dipending, semoga tidak selamanya begini, karena bila selamanya, berarti peradaban Muslim berubah, dari "rahmatan lil 'alamin" menjadi individualis, dari sosial empati menjadi keluarga dan kelompok, dari menyeluruh menjadi terpecah2, dll.
       Analisa sosial yang kupikir, bisa saja covid 19 memang dibudidayakan oleh negara2 tertentu yang hendak merubah peradaban Muslim yang sangat kuat persatuan dan kebersamaannya dalam kelompok besar menjadi terpecah, berkelompok, menjauh bahkan ke arah individualis, hingga akan lemah dengan sendirinya
Atau bisa jadi Covid 19 dibudidayakan oleh negara2 tertentu yang bertujuan supaya negara2 kecil terpuruk dan "mati" hingga mudah "dikuasai dan direbut" oleh negara2 pembuat Covid 19.
       Atau bahkan ini adalah Kehendak Alloh swt yang hendak "membersihkan" dunia dari para haji yg hanya berniat demi gengsi, umroh yg hanya karena ikut life style, jumat berkah yg hanya bersaing memberi lebih banyak, sholat jamaah, tarwih, sholat ied yg hanya ria, ingin beramai2 bersama,minta pengampunan instan setahun sekali, ikut pengajian hanya membuly teman, bergunjing dan namimah.
Atau bahkan 'awal kiamat'  sebagaimana sering disampaikan oleh para Dai panggung, lambat tapi pasti, bahkan bisa dibilang cepat sekali "tradisi2 ritual ibadah umat Muslim hilang" seketika seperti : sholat jamaah, sholat jumat, umroh yg merupakan pilar dan sendi Islam terkuat sudah musnah sudah 1 bulan ini, ini sisi negatifnya....
        Sisi positifnya : mungkin ke depan umat Muslim akan makin bijak dalam ibadah, lebih ikhlas, bukan karena niat lain, tidak hanya sekedar ikut rame2, tidak pamer saling bersaing lebih banyak, lebih bagus, lebih glamor, dll....
      Apapun yg akan terjadi selanjutnya, aku hanya berharap dan berdoa, "Ya Alloh...tolong jangan Kau biarkan Islam tenggelam, sinari dunia dengan Islam dan rahmati dunia dengan Islam, semoga setelah ini makin padat jamaah di masjid2, di Mekkah dan Madinah, serta syiar kembali membahana di seluruh dunia, aamiin...
Aku benar2 merasa sepi, hampa, sedih, merana dan gelisah karena kehilangan putra ke 3 ku, saat ini telah ikut dirasakan oleh seluruh dunia karena Korona. Tapi aku lebih sedih dan menderita bila Islam berubah, menjadi "sepi,jauh, dan terpisah" sesama umat...😭😭😭 

Jumat, 03 April 2020

Jaman apa kiye ?

Mekkah  ora ana wong umrohe
Pesantren ora ana santrine
Kyai ora ana umate
Masjid ora ana jamaahe
Sekolahan ora ana Guru & muride
Pasar & toko ora ana wong tukune
Perguruan tinggi ora ana Dosen & mahasiswane
Tempat wisata ora ana pengunjunge
Tranportasi ora ana Penumpange
Dalan2 ora ana wong liwate
Kantor2 ora ana Pegawene
Bakul2 ora nyanding dagangane
Sing esih laris pulsane
Pulsa listrik lan internete
Sebab pada kerja on line
Kang umah bae
Uga kuliah lan sekolahe
Ngasi dompet2 uga ora ana isine
Sing salah korona apa wonge
Sing penting esih merek maring Pangerane
Ya kuwe Alloh swt sing jelas mulyane
Nyuwun slamet dunya akhirate
Tekan anak,putu, lan kabeh keturunane
Senajan ora ulih jatah kompensasine
Pemrentah wis nglakoni tanggungjawabe

Semoga Panjang umur & Berkah spt Rosululloh saw






Selamat Ultah yang ke 9 untuk Putri bungsuku : Aviva Atqiyatul Arifa
Lahir Ahad legi 03/04/2011M/29 Robiul akhir H
Semoga panjang umur sepanjang usia 'Abdurahman bin Auf, r.a dan seberkah usia Rosululloh saw, menjadi anak sholihah yg berbakti pada Islam, orangtua dan sesama, aamiin