Translate

Selasa, 19 November 2013

KHOLIQ TIDAK MENYATU PADA MAKHLUK

             Mungkin paparan saya akan banyak menimbulkan bantahan dari kaum Sufi, tapi inilah yang ku yakini saat ini. Awalnya saya  bertanya dalam hati dan pikiran, saat ku dengar ada " Wahdatul wujud, Ittihad , manunggaling kawulo gusti " yang dijelaskan sebagai penyatuan antara hamba dengan Alloh SWT, atau manusia dan Alloh SWT. Bahkan sampai saat pun saya masih suka bertanya dalam hati dan pikiran tentang hal ini, meskipun kejadian tahun 2006 membawa saya pada pemikiran tentang " tak mungkin makhluk bersatu dengan Alloh SWT ". Tapi pengalaman dan pemikiran saya perlu saya bagi pada pembaca, dan silahkan di bantah atau ditentang tidak masalah.
               Pada bulan maret 2006 saya menjadi salah satu delegasi Muslimat NU Kabupaten Cilacap untuk mengikuti Pelatihan Shalat Khusuk di Hotel Grasia Semarang dengan  Pembimbing Ustadz Abu Sangkan. Betapa nikmatnya saat itu,  saya bisa khusuk 4 reka'at penuh pada waktu shalat Dhuhur. Kemudian rasa indah sillah ilalloh terus menerus tak henti, apapun kegiatan saya, bahkan sedang berbicara, mendengar, komunikasi dan bekerja di dalam hatiku tetap '' bersenandung asma Alloh yang begitu syahdu, mendayu dan membahagiakan".
              Pada waktu itu yang ada di lubuk hatiku hanya " mahabbah ilalloh " . Saya menjadi sangat penyabar, penyayang, pemaatf dan baik hati, sampai ada orang mengumpat suamikupun aku malah merasa kasihan pada nya dan memohonkan hidayah untuknya. Anak2 yang biasanya pembangakang menjadi penurut hanya dengan ' isyarat mata ' dariku bila aku menghendaki sesuatu pada mereka. Aku juga memaklumi pemabok dan pekerja seks serta merasa mereka adalah bagian dari manusia yang ikut mewarnai keragaman kehidupan dunia. Bahkan aku bisa tahu, bahwa pada hari minggu jam 9 pagi mertua laki2ku akan datang ke rumah dan belum sarapan pagi padahal, rumahnya di luar kota dan menyeberangi segara anakan Subhanalloh  anugerah yang tak ternilai harganya. 
                Sampai suatu saat ketika aku sedang mendengarkan kuliah PROF.Sarbiran dosen pasca sarjana UIN SUKA, aku berbisik dalam hati yang saat itu sedang asyik masuk mahabbah ilallhoh juga " Ya, Alloh, andai Engkau berwujud seorang manusia/ kekasih ingin aku bermanja dipelukMu, merebahkan tubuhku, bersandar dalam pelukanMu." begitu bisik hatiku sambil tetap fokus pada materi kuliah Prof.Sarbiran dan kata 2 teman sebelahku yang ngajak ngobrol.
                 Malam harinya pukul 02.30 malam aku bangun untuk Qiyamul lail , betapa terkejut nya aku ketika tiba2 ada seorang laki2 yang memelukku dalam gerakan yang amt singkat di depan pintu keluar kamar, reflek kutepis dan diapun menjauh. Ternyata teman kuliahku, yang paling keren yang menjadi idola teman2 di kelas. Saat itu juga dia minta maaf dan ku maafkan. Tapi pada saat itu pula aku berpikir bahwa kejadian tersebut adalah jawaban bisikan hatiku tadi pagi yang merindukan kekasih sejati, Alloh SWT dan ingin bermanja dalam pelukanNya. Tapi dengan kejadian tersebut aku tidak menikmati atau tertarik melainkan aku menganalisa kejadian tersebut. Kalau kejadian itu adalah jawaban dari bisikaku, maka kusimpulkan bahwa "tidak benar paham wahdatul wujud, ittihad, manunggale kawulo gusti atau penyatuan manusia dengan Alloh SWT .'" sepeerti yang diyakini para Sufi/ pengikut Tasawuf. Karena dari kejadian tadi apabila dianalisa dari syariat Islam tidak sesuai atau bertentangan dengan ajaran Islam " haram berpelukan bukan muhrim dengan lawan jenis " Berarti hal tsb tidak benar, apalagi makhluk tidak mungkin menyatu dengan Kholik " yang sudah jelas sangat jauh perbedaan Dzat, sifat dan kedudukanNya dengan hamba/ manusia, Maka bagi saya paham bersatunnya Sufi dengan Alloh tidak benar. Wallohu A'lam. Saya sendiri masih sangat awam dan bodoh, tak tahu apapun tentang tasawuf dan Sufi dan masih terus belajar dan mencarai, entah akan berakhir seperti apa.

Selasa, 12 November 2013

HARI INI

         Hari ini aku sangat kecewa pada teman karibku yang tak bisa memandang / memilih mana yang tulus dan mana yang suka mengadu domba. Aku hanya diam, mengalah, karena tak berbakat untuk mengadu. Kupikir, biarlah waktu yang kan membuktikan kebenaran ini.
            Disisi lain aku juga tak ingin terbelenggu dengan urusan duniawi. Biarlah dunia ini diurus orang lain. Aku cukup mengurus diri sendiri dan keluargaku. 
          Aku amat ingin dekat dan selalu bercumbu dengan Alloh SWT. Tetapi tiap kali aku menginginkannya justru aku terjebak dalam keburukan, malas ibadah / sholat. Maka aku akan mengalir mengikuti arus saja. 
           Arus kali ini sedang membawa aku pada tingkat paling rendah " sebagai pejabat akademik " Sementara aku sangat terbebani dengan jabatan ini, malah temen2ku menganggap jabatan ini begitu berharga dan tinggi.
             Anehnya disaat aku memutuskan untuk pasrah mengikuti arus duniawi ini, malah aku kembali dipercaya untuk berperan di dunia religi. Beberapa hari lalu, aku diminta untuk mengisi " materi Risalatul Mahidh " pada DIKLAT yang diselenggarakan oleh IIPNU Kabupaten Cilacap.
           Kupikir aku sudah demikian naif sehingga tak layak menyampaikan Islam secara mendalam. Tentu saja naif menurut kaca mata saya. Berbeda dengan pandangan masyarakat yang masih meminta aku menyampaikan materi ajran Islam.
           Entah sampai kapan aku terbelenggu pada 2 hal : " meninggalkan dunia hidup zuhud menempuh jalan sufi atau tetap berperan aktif di masyarakat ". Bagiku semua tak berarti karena hanya 1 yang paling indah dan berharga yaitu Alloh SWT.
          Kujalani apa yang sedang ku alami....entah akan berakhir seperti apa, yang jelas aku hanya berdoa " memohon keselamatan , kebahagiaan dan kemuliaan fiddin wa dunya wal akhirat bagiku  dan keluargaku serta keturunan kami. Amin "

Sabtu, 02 November 2013

PERTANDA APA INI ?

             Beberapa hari lalu aku berpikir " kalau aku meninggalkan " dunia " hanya mencari akhirat, bagaimana dan dari mana biaya hidup dan kehidupan anak2ku ?' Maka aku bergumam kepeda Alloh " ya Alloh bagaiman Engkau memberirizki kepadaku, bila aku tak berihtiar/ bekerja ?" Aku tahu tanpa kerja Kau akan senantiasa memberiku rizki, sebgaimana yang  terjadi selema ini. Tetapi setelah aku bekerja menjadi Pejabat Akademik di Fakultas Dakwah IAIIG , rasa tawakalku berkurang jauh, aku jadi sering berharap gaji bulanan meski tak seberapa bagiku. Lalu ketika iseng ku buka twitter Ustadz Yusuf Mansyur share tentang asmaul Husna ijazah bundanya yang terkait dengan rizky. Maka aku bergumam kepada Alloh " Ya Fatahu, ya Rozak " 
                    Entah ini suatu kebetulan atau sungguh2 ketika ku buka facebook tiba2 ada inbox dari Mattew Senna tentara Amerika yang bertugas di Afganistan, menawarkan uang 2 juta dolar amerika untukku. Aku bingung bukan main, takut dan tak percaya. Dan aku sangat percaya kalau dia tidak berbohong, tetapi aku bingung, bila kuterima akan menimbulkan banyak masalah. Karena dia selalu berkata " love "
                 Aku kewatir tawarannya hanya untuk mendapatkan cinta ku. Aku sudah berterusterang bahwa aku punya suami, 3 anak laki2 dan seorang anak perempuan. Karena tak ingin dia berharap aku mau jadi istrinya. 
              Anehnya dia tak peduli dan mengatakan hanya akan investasi di negaraku dan minta alamat lengkapku. Tapi aku masih minta waktu untuk berpikir, bermusyawarah dengan suami dan keluarga besar ku serta sholat istiharoh.
                   Saat ini aku hanya berpikir, senin tanggal 4 november 2013 ( 3 hari lagi ) aku akan menjawab dengan keputusan hasil musyawarah dengan keluaraga. Bila hasilnya benar2 aku terima tawaran Mattew, masih ada beberapa tanda tanya dalam benakku " apakah tidak akan menimbulkan masalah di belakang hari ? Baik bagi kehidupan rumah tangga, agama maupun negara ? Karena agama, negara dan profesi serta kepribadian kami jauh berbeda . 
                   Ya Alloh Pertanda apa ini ? Cobaan ? Karunia rizky ? Kerusakan negara/ agama ? Atau apa ? Tolong beri petunjukMu yang jelas , " aku terima atau ku tolak uang tersebut ? " Apakah dia tulus investasi/ hanya ingin menyimpankan uang atau ada tendensi lain ? 
Hasbunalloh wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mannashir.......wallohu 'a'lam....