Translate

Minggu, 05 Januari 2014

PERASAANKU

            Sudah hampir satu minggu hatiku sakit karena sms gelap yg dikirim oleh seseorang tanpa mau diketahu identitasnya. Sms yang menuduhku tidak amanah. 
           Aku merasa sakit hati karena pengirimnya tdk mau ku ajak bertemu langsung untuk klarifikasi. Padahal apa yang ditulis bisa kujelaskan dengan baik2. Aku sendiri menduga2 siapa pengirimnya. Fatalnya aku sampai menduga sms tersebut dikirim oleh suamiku agar aku lebih hati2 memegang amanah. Tapi aku sakit hati karena sms gelap lebih menyakitkan daripada bicara baik2. Aku yang telah berjuang sejak masih remaja menjadi sakit hati hanya karena sms gelap.
            Lebih fatal lagi aku sakit hati pada suamiku sendiri. Menurutku sebagai orang terdekat yg berstatus suami mestinya, bicara baik2 jangan sms gelap yg menyakitkan meskipun tujuannya baik. Hal ini aku simpulkan karena kata2 dlm sms tsb seolah tahu semuanya tentangku. Jadi saya berpikir hanya suamikulah yg tahu semuanya tentang diriku. Disamping itu suamiku juga pernah sms gelap sewaktu mengingatkanku untuk menjauhi orang yg mencintaiku. Memang penyesalan terbesar dan mungkin sumber terbesar dosa2ku adalah dosa pada suami, karena karakternya sangat jauh bertentangan dengan yang kuharapkan. Dia egois, sadis, temperamental dan cenderung menyakiti anak istrinya daripada membahagiakannya. Padahal ketika masih gadis aku berharap punya suami yg romantis, penyayang anak istri, penyabar, pengertian dan baik.
            Terkadang aku berpikir apakah hanya aku yg bernasib seperti ini ? Sering aku merasa sangat berat dan tidak kuat menanggung perasaan ini. Tetapi aku hanya bisa pasrah menunggu waktu, entah sampai kapan aku bisa bertahan. Saat ini sudah 18 th pernikahanku yg tanpa cinta, dijodohkan dg karakter suami yg jauh dari harapan. Aku sendiri tak mengerti apa penyebabnya. Seperti saat ini sungguh sesak dan berat.
             Aku tdk menggugat cerai karena Islam mengajarkan cerai adalah perbuatan yg sangat dimurkai Alloh, aku tak mau kena murkanya tetapi bila seperti ini terus apa aku juga tidak dicatat sebagai pendosa karena tidak pernah menerima sikap dan perbuatannya ? Bahkan aku sering menceritakan perilaku buruk suamiku pada orang lain, yg sama sekali dilarang dalam Islam. Seperti saat ini aku tak mau sharring pada orang lain tapi aku tak kuat maka kutulis di blogger ini.
             Aku sering berpikir ,betapa senangnya jadi orang awam yg bebas nikah-cerai ganti pasangan hidup yg diidamkan, tidak seperti diriku yang harus memepertimbangan status ku sebagai Dosen dan Da'i serta ajaran Agama.
            Pertimbangan lain tak menggugat cerai juga karena dalam Islam talak jatuh pada suami, terkadang aku berpikir andai aku seorang laki2 sudah dari dulu kuceraikan pasangan hidupku. Disamping aku jg berpikir mungkin ini jodohku, sebagi ujian iman dan taqwaku, memiliki suami yg tidak bertanggung jawab, lemah tapi berkarakter buruk. 
            Memang kalau dilihat dari keturunannya/ nasabnya katanya sangat baik ( min ba'dil auliailah : kakeknya ), bahkan aku sendiri pernah mimpi, kalau ketrunan kakek suamiku yang menjadi waliyulloh adalah suamiku. Benarkah ? Mengapa seberat ini ? Apakah tidak membawa celaka bagiku di akhirat kelak karena menceritakan perilaku buruk suami ? Tapi aku adalah perempuan biasa yang merindukan kasih sayang, perhatian , pengertian, perlindungan dan tanggung jwb seorang suami, yang rindu melihat anak2ku bercumbu mesra penuh kasih dengan ayahnya, karena yg terjadi selama ini sangat bertentangan. 
              Dari awal menikah samapai saat ini suamiku tidak bekerja, tak peduli anak2 dan istrinya makan atau tidak, bahkan yang sangat mengenaskan suamiku " main tangan" pada anak2nya sejak anakku masih berusia 9 bulan, menurutku ini adalah perilaku sadis dan kejam. Untungnya aku adalah perempuan mandiri dan berpendidikan, serta beragama, sehingga sabar sampai saat ini.
            Disamping menduga suami yg sms gelap padaku , aku juga mencurigai beberapa orang, tetangga/ temanku. Yang jelas sms tsb telah membuat aku sakit hati, menderita dan gelisah berhari2, bahkan ingin berpisah dengan suami bila sms tsb dari suamiku. 
             Tetapi sebagai perempuan Muslim dan beriman, aku kembali pada kesabaran dan mengambil hikmahnya. Barangkali sms ini akan membawaku menjadi perempuan yg lebih tangguh dan mensucikan diri, menuju ridho Ilahi, menjaga amanah, meski sakit dan berat. Amin. Wallohu a'lam