Translate

Senin, 28 Oktober 2013

BIMBANG

                Sejak kanak2 aku sering merasa bimbang. Bimbang karena harus memilih 2 hal, dan  aku tak bisa memilih salah satunya karena sama2 penting dan berat. Maka sejak kanak2 aku menjadi pribadi yang sangat sering tersiksa dan banyak menahan rasa. 
               Seperti saat ini aku sedang bimbang antara 2 pilihan ( memilih terus menekuni tugas sebagai salah satu orang yang menduduki jabatan struktural di Fakultas Dakwah IAIIG Cialcap, atau mengundurkan diri. Aku ingin mengundurkan diri karena aku sangat bosan dan jenuh dengan pekerjaan rutinitas yang tidak signifikan untukpengembangan diri. Yang lebih penting lagi adalah karena aku merasa menyesal " Kehilangan semua yang telah kudapatkan sebelum menduduki jabatan akademik ini. Kehilangan " mahabbah ilahiyah, ma'rifatulloh , musyahadah dan sillah ilalloh bidzauq ".
              Secara materi aku juga sangat rugi karena waktuku habis di kampus dengan imbalan yang UMR . Padahal bila tak di kampus banyak waktu untuk " ngaji ".Apalagi bila dari segi religius sungguh sangat rugi ! 
              Hari ini adalah puncak kebimbangan yang amat sangat. Apalagi bila harus mengajukan kenaikan pangkat akademik aku harus menempuh kuliah lagi ( S3 ). Aku masih sangat siap untuk kuliah lagi. Tetapi aku teringat dulu waktu kuliah S2 saja saya merasa jenuh dan tak sesuai ilmu yang kuharapkan. 
                Sebenarnya aku hanya ingin " uzlah ", menyendiri, tak perlu menjadi tokoh/ pejabat, hanya ingin selalu " bercumbu dengan Alloh swt ". Tapi bila aku mengundurkan diri rasanya tidak bijak dan naif, karena melepas tanggung jawab. Maka mulai hari ini akau akan mengalir seperti air, mengikuti arah arus, tetapi aku tetap ingin secepatnya " meniggalkan dunia " meraih hasrat " sillah ialloh bidzauq fi zamanii ."
                 Aku berharap secepatnya bisa menentukan skap untuk " bebas " meraih hasratku ", melepas semua penghalang dari hati dan pikiran, baik yang berupa pekerjaan atau lainnya. Aku ingin kembali pada kenikmatan hakiki, 'Alloh SWT ' dan melepas ' ma siwalloh ' ( pekerjaan/ kedudukan duniawi ). Waktuku akan kubagi untuk Agama dan keluarga saja. Aku tak cocok mengurus "dunia " karena hatiku tersiksa dan hanya condong pada agama dan riyadhoh.