Translate

Minggu, 10 Mei 2020

Generasi Penerus





Alhamdulillah sudah lahir pada ,
Hari/tgl : Ahad legi,10 mei 2020M                 17   ramadhan 1441 H
Jenis kelamin : perempuan
Semoga menjadi perempuan sholuhah dan Penerang Agama Islam dan umat/ klg, aamiin ♥️🤲

Sabtu, 09 Mei 2020

Cucu Pertama




Alhamdulillah...
Cucu pertama lahir normal, selamat, sehat :
Jenis kelamin: perempuan
Berat badan   : 2,6 kg
Panjang           : 48 cm
Hari                  : Ahad legi
Tgl                    : 10 Mei 2020 H/                           17 Ramadhan 1441 HH
Waktu             : pk.04.56 wib.      

Minggu, 19 April 2020

Deritaku adalah Jalanku


Sepiku adalah bahagiaku
Senyapku adalah hiburanku
Deritaku adalah jalanku
Cintaku adalah rinduku 
Syahduku adalah kidungku
Hidupku adalah ujianku
Tuhanku adalah tumpuanku
Tuhanku membuatku begitu
Tuhanku juga yang membuatku pilu
Tapi Tuhanku juga menghiburku
Tuhanku menutup lukaku
Tuhanku pelindung dukaku
Tuhanku tumpuan sakitku
Sakit hatiku
Sakit jiwaku
Sakit rasaku
Tuhanku mentertawakanku
Tuhanku memarahiku
Tuhanku membenciku
Tapi Tuhanku juga mencintaiku
Tuhanku juga mengasihiku
Tuhanku juga ....ku

Sabtu, 11 April 2020

Rahmat

    Ada 2 rahmat dalam tulisan ini, Rahmat Alloh swt yang tercurah untukku dan M Rahmatul Azhar putra ke 3 ku.
     Ini kebetulan atau facta, aku tidak tahu, yang jelas ini adalah peristiwa nyata yang kualami.
        Dari awal kehamilan putra ke 3 ku sungguh berbeda dari 3 anakku yang lain. Hamil Anak ke 3, aku tidak ngidam/ menginginkan hal2 yang aneh/ menyusahkan, ketika lahirpun sangat mudah, lancar dan tdk sakit karena hanya 10 menit di Bidan, langsung lahir. Sesudah lahir hingga ajal datang, tidak pernah merepotkan/ sakit yang harus dirawat. Bahkan dari lahir aku mengalami perasaan aneh saat memeluk/ menimangnya, hatiku terasa nyaman, indah, syahdu, penuh cinta kasih sayang yang langsung menjadi rasa " mahabbah Ilahiyah".
      Sayangnya seiring waktu, aku lupa pada " keistimewaan2 & keajaiban2 yang kurasakan, karena dia makin besar, dan akupun tdk lagi menimang, mencium dan memeluknya seperti waktu bayi, hingga akupun memperlakukan sama dengan perlakuanku pada 3 anak2ku yang lain. Bahkan lebih keras dan disiplin karena dia anaknya lebih sabar dan penurut, jadi aku tdk segan2 mengekspresikan perasaanku padanya, aku begitu care menumpahkan segalanya ; marah, serius, cerewet padanya, berbeda dengan sikapku pada 2 kakaknya, aku lebih hati2 dan menahan diri, karena 2 kakaknya mudah tersinggung dan marah.
      Aku menyadari kembali kalau dia berbeda dengan kakaknya, setelah dia tiada....
Sebelum wafat, rumahku semerbak wangi harum menyengat hingga 2 minggu...dia juga husnul khotimah dengan mengucap kalimah thoyyibah dan sepulang sholawatan.
     Yang lebih ajaib lagi, setelah dia meningal tetanggaku beruntun meninggal...
Lalu aku menjadi paranoid, tiap hari merasa cemas, sedih, khawatir,bingung karena kehilangan dia secara mendadak dan kecelakaan. Masya Alloh...seminggu kemudian tersiar wabah covid 19 melanda dunia...th baru 2020 aku bersedih dan kawatir karena duka kehilangan dia, duniapun akhirnya merasakan hal yg sama karena ada pandemi covid 19. Dua bulan kemudian, aku tidak pernah keluar rumah karena selalu bersedih bila keluar rumah, tetangga dan teman yang tak suka menggunjingku, ternyata seminggu kemudian....
Ada peraturan pemerintah tentang "pembatasan kegiatan di luar rumah", hingga arisan, jumatan, Ujian Nasional, pengajianpun ditiadakan, semua harus dari rumah, bahkan sekolah, bekerja, kuliah semua dari rumah/ online, hingga sedunia tidak boleh keluar rumah, termasuk orang yang menggunjingku tidak keluar rumah hingga sekarang sudah satu bulan...
Lalu tiba2 anak ke 2 ku minta nikah, karena aku masih berkabung maka aku cuma syukuran kecil, tidak resepsi dan resepsi hanya di pihak pengantin perempuan. Lagi2 tetanggaku menggunjingku, yg tdk menggelar resepsi, membuliy dengan kata"koq, diam2,nikahnya"...
Sungguh ajib lagi....
Seminggu kemudian ada peraturan nikah tidak boleh menggelar resepsi, bahkan saat ini semua pendaftaran nikah dipending untuk 3 bulan ke depan.
    Subhaanalloh...aku tak pernah protes, apalagi melawan dan dendam apa kata dunia, aku cuma diam dan menerima semuanya, tapi sekarang ternyata dunia juga mengalami yang kualami.....
      Yang ajib lagi, sebelum meninggal putraku M Rahmatul. A juga membeli beberapa masker, aku bertanya, buat apa beli masker banyak2...dia cuma diam...lalu aku mendesak tanya lagi, baru dia jawab, "ya buat dipakai..." 
Ternyata setelah 3 bulan dia wafat, semua wajib pakai masker karena korona. 
    Lalu 2 bulan lalu aku bilang pada keluargaku aku tidak akan mudik, aku juga bingung, kalau ramadhan tiba, aku tidak traweh di masjid pasti dibuliy tetangga karena aku tokoh Agama di sana, kalau traweh di masjid aku kewatir sedih diketahui banyak orang karena masih teringat putraku yang wafat, aku juga sedih membayangkan sholat ied besok aku pasti sedih karena ingat putraku. Subhanalloh.....
Ternyata sekarang diumumkan tidak boleh traweh, sholat ied berjamaah/ di masjid dan tidak boleh mudik.
Bahkan sebelum meninggal dia meninggalkan uang yg sangat banyak, yang hingga kini digunakan untuk berbagai kebutuhan keluarga : menikah 2 kakaknya, beli alat2 komunikasi, kendaraan dan pengeluaran rumah tangga dari dia wafat hingga  sekarang, disaat orang lain bingung menopang kebutuhan rumah tangga karena ekonomi tidak stabil akibat korona, putra ke 3 ku  wafat dengan mencukupi keluarganya. Tapi aku ibu yang bodoh dan dholim, tidak tahu memiliki anak "Waliyulloh yang menjadi rahmat terindah....
Mungkin karena itulah sekarang aku menderita, kehilangan dia....
Atau aku juga Waliyulloh ? Karena semua yang kurasa ternyata terjadi juga pada yang lainnya.
      Tidak penting siapa aku dan putraku , tapi aku merasa bersyukur kepada Alloh swt, yang telah melindungiku dari keramaian dan kesedihan berkumpul dengan banyak orang...
     Kini kesukaanku : tinggal di rumah, munajat, mendengar lantunan ayat2 suci alQur'an dan tausiyah online....
    Subhanallohi wal hamdulillahi wa laa Ilaaha illallohu Allohu Akbar wa Huwal hayyul qoyyum 'adada kholqihi wa ' ala kulli haalin. Sedih, duka, gundahku kupasrahkan pada Mu....

Kamis, 09 April 2020

Renungan Nisfu Sya'ban

   

        Seumur hidup sebagai Muslimah baru tahun ini semua kebiasaan ibadah bersama dipending, semoga tidak selamanya begini, karena bila selamanya, berarti peradaban Muslim berubah, dari "rahmatan lil 'alamin" menjadi individualis, dari sosial empati menjadi keluarga dan kelompok, dari menyeluruh menjadi terpecah2, dll.
       Analisa sosial yang kupikir, bisa saja covid 19 memang dibudidayakan oleh negara2 tertentu yang hendak merubah peradaban Muslim yang sangat kuat persatuan dan kebersamaannya dalam kelompok besar menjadi terpecah, berkelompok, menjauh bahkan ke arah individualis, hingga akan lemah dengan sendirinya
Atau bisa jadi Covid 19 dibudidayakan oleh negara2 tertentu yang bertujuan supaya negara2 kecil terpuruk dan "mati" hingga mudah "dikuasai dan direbut" oleh negara2 pembuat Covid 19.
       Atau bahkan ini adalah Kehendak Alloh swt yang hendak "membersihkan" dunia dari para haji yg hanya berniat demi gengsi, umroh yg hanya karena ikut life style, jumat berkah yg hanya bersaing memberi lebih banyak, sholat jamaah, tarwih, sholat ied yg hanya ria, ingin beramai2 bersama,minta pengampunan instan setahun sekali, ikut pengajian hanya membuly teman, bergunjing dan namimah.
Atau bahkan 'awal kiamat'  sebagaimana sering disampaikan oleh para Dai panggung, lambat tapi pasti, bahkan bisa dibilang cepat sekali "tradisi2 ritual ibadah umat Muslim hilang" seketika seperti : sholat jamaah, sholat jumat, umroh yg merupakan pilar dan sendi Islam terkuat sudah musnah sudah 1 bulan ini, ini sisi negatifnya....
        Sisi positifnya : mungkin ke depan umat Muslim akan makin bijak dalam ibadah, lebih ikhlas, bukan karena niat lain, tidak hanya sekedar ikut rame2, tidak pamer saling bersaing lebih banyak, lebih bagus, lebih glamor, dll....
      Apapun yg akan terjadi selanjutnya, aku hanya berharap dan berdoa, "Ya Alloh...tolong jangan Kau biarkan Islam tenggelam, sinari dunia dengan Islam dan rahmati dunia dengan Islam, semoga setelah ini makin padat jamaah di masjid2, di Mekkah dan Madinah, serta syiar kembali membahana di seluruh dunia, aamiin...
Aku benar2 merasa sepi, hampa, sedih, merana dan gelisah karena kehilangan putra ke 3 ku, saat ini telah ikut dirasakan oleh seluruh dunia karena Korona. Tapi aku lebih sedih dan menderita bila Islam berubah, menjadi "sepi,jauh, dan terpisah" sesama umat...😭😭😭 

Jumat, 03 April 2020

Jaman apa kiye ?

Mekkah  ora ana wong umrohe
Pesantren ora ana santrine
Kyai ora ana umate
Masjid ora ana jamaahe
Sekolahan ora ana Guru & muride
Pasar & toko ora ana wong tukune
Perguruan tinggi ora ana Dosen & mahasiswane
Tempat wisata ora ana pengunjunge
Tranportasi ora ana Penumpange
Dalan2 ora ana wong liwate
Kantor2 ora ana Pegawene
Bakul2 ora nyanding dagangane
Sing esih laris pulsane
Pulsa listrik lan internete
Sebab pada kerja on line
Kang umah bae
Uga kuliah lan sekolahe
Ngasi dompet2 uga ora ana isine
Sing salah korona apa wonge
Sing penting esih merek maring Pangerane
Ya kuwe Alloh swt sing jelas mulyane
Nyuwun slamet dunya akhirate
Tekan anak,putu, lan kabeh keturunane
Senajan ora ulih jatah kompensasine
Pemrentah wis nglakoni tanggungjawabe

Semoga Panjang umur & Berkah spt Rosululloh saw






Selamat Ultah yang ke 9 untuk Putri bungsuku : Aviva Atqiyatul Arifa
Lahir Ahad legi 03/04/2011M/29 Robiul akhir H
Semoga panjang umur sepanjang usia 'Abdurahman bin Auf, r.a dan seberkah usia Rosululloh saw, menjadi anak sholihah yg berbakti pada Islam, orangtua dan sesama, aamiin

Senin, 23 Maret 2020

Covid 19 dan Wali Alloh swt

   


Sy tidak tahu mengapa ini terjadi, ada hubungannya atau tidak, yang kupikirkan benar atau tidak. Tetapi ini benar2 nyata terjadi dan yang saya tulis juga fakta nyata. Tujuanku hanya ingin bersyukur karena aku dilatih untuk kuat dan merasa diberi limpahan kasih sayang oleh Illahi serta untuk mencatat sejarah adanya "Pandemi Covid 19" yang melanda dunia.
        Saat tgl 06 / 12/ 2019 , hari jumat kliwon putra ke 3 ku "Muhammad Rahmatul Azhar" wafat di usia yang masih muda belia (18) th, saya sangat terpukul dan sedih serta kaget luar biasa, karena begitu tiba2 sepulang dari ikut sholawatan di kampus IAIIG Cilacap, tempat dia kuliah dan Saya mengajar sebagai Dosen yang sudah 26 tahun mengabdi.
      Begitu besar harapanku padanya karena 2 kakak kandungnya tidak serius kuliah, sedangkan dia begitu rajin, semangat dan ceria tiap kali ke kampus dengan dandanan rapi, keren, semangat dan selalu tersenyum ceria, akan mewujudkan harapan Bundanya" menjadi Ulama plus" yang berkompeten di bidang Islam dan umum.
Ternyata tengah malam jumat kliwon "putraku ditabrak lari hingga wafat tanpa teman". Alhamdulillah , dia husnul khotimah dengan mengucap kalimah thoyyibah dan takziin yg melimpah dan doa yg tak terputus.
       Saya tidak menangis, memandikan, mensholati, mendoakan dan ke pemakaman karena bersyukur anakku "syahid/ wafat pulang sholawatan, statusnya Tholibul 'ilmi dan dari bibirnya mengucap kalimah thoyyibah, juga berharap putraku disambut oleh Rosululloh saw di alam barzah dengan kemuliaan dan kebahagiaan karena cinta sholawat dan dimandikan okeh Bundanya."
      Tapi sebagai manusia dan seorang ibu yang mengandung dan melahirkan dan merawatnya sebenarnya hatiku hancur tak terperi....
Akhirnya hari2 ku hanya diliputi rasa sedih, kawatir, menyesal dan prihatin hingga selama 40 hari 40 malam tidak pernah keluar rumah, makan cuma sesuap, minum sering lupa, tidur pun cuma beberapa menit saat benar lupa....
      Tetangga dan teman mulai bergunjing ...aku tidak keluar rumah terlalu lama, tidak bwrgaul ,dll...meskipun ada beberapa orang yang simpati dan maklum keadaan jiwaku...
        Anehnya...setelah tetangga bergunjing, tiba2 tersiar berita ada wabah virus corona ( Covid 19) yang bermula dari Wuhan, dan menyebar ke seluruh dunia ,termasuk ke Indonesia...
      Akhirnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang sama dengan negara2 lain : jaga kesehatan, jangan keluar rumah bila tidak emergency, dll...
Kekawatiran, ketakutan, diam di rumah lebih dari 1 bulan sejak Covid 19 masuk ke Indonesia...
      Aku jadi "ge-er", merasa disayang oleh Alloh swt, karena ternyata rasa2 yang kurasakan selama ini dirasakan oleh seluruh dunia, akupun berpikir "anakku dan aku termasuk". Wali/ kekasih Alloh, aamiin", memang semua hamba Alloh yg beriman adalah "kekasih Alloh", tapi aku hanya bersyukur mendapat ujian... bukan takabur...
Bahkan aku merasa begitu hina, rendah, naif, dholim dan goblog, bahkan "gila". 
Tapi aku bangga dan bahagia punya " Alloh swt, Muhammad Rosululloh saw, Islam, alQur'an, Ulama dan semuanya...
      Subhanalloh walhamdulillahi ' ala kulli haalin wa la haula wa laa quwwata illa billahi... Allohumaghfirlanaa warhamnaa wa tub 'alainaa wa husnal khotimah...aamiin 🤲


Rabu, 11 Maret 2020

Pernikahan Putra ke 2 ku

     2 Bulan setelah pemakaman putra ke 3 ku, tiba2 putra ke 2 ku minta ijin menikah dengan perempuan teman sekolahnya dulu, meski perbedaan kami bagai langit dan sumur bor baik latar belakang Agama, pendidikan, ekonomi maupun status sosial kami, tepatnya pada hari selasa legi , 25 Februari 2020 (1 rojab 1441 H), bulan Alloh swt, bulan diabaikannnya dosa dan dibukanya pintu taubat dan pengampunanNya.Semoga diampuni segala dosa2 kita dan menjadi awal yang baik dan bahagia serta diliputi sakinah, mawaddah wa rohmah,aamiin.









Rabu, 19 Februari 2020

Mimpi Alam Ghaib

 
           Ini adalah kisah anak2 ku...
Anak ke 3 ku : Muhammad Rahmatul Azhar meninggal jumat kliwon, 06 Desember 2019, sepulang sholawatan di kampus dengan kalimat terakhir yang keluar dari bibir indahnya " Innalillahi wa inna Ilaihi roji'un...Allohu Akbar 2x..."
      Yang takziyah dan mensholati jenazahnya luar biasa, belum pernah ada takziin dan sholat jenazah yang  banyaknya seperti itu di Cilacap kota, bahkan di tempat2 lain masyarakat melakukan sholat ghaib tanpa Kami minta. Sedangkan yang mendoakan lewat majlis2 Yaasiin Tahlil terus ada hingga 40 hari tanpa henti di masing2 kelompok/jamaah mereka. Orang yang takziyahpun selalu ada hingga 2 bulan ini.
      Saat ini sudah 2 bulan lebih. Tepatnya malam ke 71 hari ( rabu malam kamis wage : 12 malam ke 13 februari 2020 ) anak ke 2 ku (Azky Misbahurrofi ) tertidur s, lalu dia bermimpi sbb :
      Melihat adiknya yang telah wafat tersebut sedang bermain hp di kamarnya, lalu dia menyapa "Har, koq kamu di sini, kan kamu sudah meninggal"
"Siapa bilang aku sudah meninggal, nih buktinya aku masih di sini." Jawab almarhum. Lalu kakaknya jawab lagi : "sumpah, kamu itu sudah meninggal dan banyak yg menyaksikan kamu sudah meninggal."
Lalu dijawab lagi oleh almarhum:"Kalau kamu nda percaya pegang aku...aku itu tidak mati, aku masih hidup, bahkan aku selalu di dekatmu, menemanimu, dan ikut main ke mana Kau pergi, cuma kamu saja yang tidak melihatku, kalau kamu tidur, baru aku pulang ke rumahku..."
Anak ke 2 ku (Azky ) menjawab "Sungguh, kamu itu sudah meninggal"  Dan diapun memegang tangan almarhum dan meremas2nya, dan anehnya rasanya seperti betul2 meremas2 tangan orang yang masih hidup, kata anak ke 2 ku.
        Lalu Almarhum menjawab lg : "Kalau kamu tidak percaya aku masih hidup, baiklah aku ceritain, tapi jangan Kau beritahu pada siapa2, y...."
Azky anak ke 2 menjawab :" Lha..gimana critanya...?"
Almarhum bercerita : "Aku kemarin sampai di suatu tempat yang sepi , sendirian, tidak ada teman, lalu aku bertanya" tempat apa ini ? Di mana aku ? Di mana ibuku ? Ayahku ada , nda ? 
Lalu Anak ke 2 bertanya:"Apa kamu nda takut ?"
Lalu almarhum menjawab "Takut dan bingung...tapi
Tiba2 ada seseorang yang menggandeng tanganku sambil berkata:"ayo ku antar"  wajah orang itu bersinar hingga akupun tidak bisa melihat rupanya seperti apa. Di sampingku juga ada seseorang yang sedang berjalan dan digandeng oleh seseorang. Lalu kami berempat berjalan terus di atas jembatan yang kanan kirinya ada air bening dan di dalamnya banyak manusia yang menjerit2 minta tolong ,minta di keluarkan dari air panas tersebut, bahkan tanganku juga tersentuh tangan2 mereka yang minta tolong, aku bertanya pada orang yang  menggandengku" mereka siapa ? Kenapa mereka seperti itu ? Orang yang memggandengku menjawab" sudah, biarkan saja, kita jalan terus, jawabnya...lalu akupun berjalan terus bersama  orang yang menggandengku, ketika aku menoleh ke belakang, orang seperjalanan yang tadi digandeng seseorang juga, sudah jauh tertinggal oleh Kami berdua hingga tampak sangat jauh dan kecil olehku....kata almarhum anak ke 3 ku ( Azhar).
Lalu diapun terus bercerita: "setelah melewati jembatan, laki2 yang menggandengku menyuruh aku terus melangkah,  aku tidak mau, tapi laki2 tersebut  memaksa dengan isyaroh menyuruh aku terus berjalan,  tiba2...tampak Pintu yang sangat besar, kokoh dan indah, terbuka dan aku masuk, setelah itu ada pintu yang lebih kecil dari pintu pertama terbuka, yang di dalamnya ternyata luas, kebunnya begitu indah yang indahnya belum pernah kulihat , banyak orang, tapi aku tidak kenal mereka, aku betanya2 di hati ' siapa mereka ? Siapa aku ? Kenapa mereka di sini ? Sedang apa mereka ? Kenapa aku juga berada di sini ?.Tapi tiba2 datang para  pelayan yan menyambutku dengan bertanya" kamu mau minta apa ? Nanti saya ambilkan, tapi aku malu sambil terus betanya di hati " tempat apa ini ? Siapa mereka ? Siapa aku ? Aku malu...
Akupun tidak mengajukan permintaan, tiba2 ada suara ghaib terdengar yang berseru" kalau kamu malu meminta sesuatu maka kau cukup berkata dalam hati, maka keinginanmu akan terkabul,....maka aku pun membisikkan keinginanku di hati, benar saja, tiba2 aku mendapatkan yang kuinginkan...." 
    Lalu anak ke 2 ku menjawab "Ya, ayo...sekarang pulang menemani aku tidur." Tapi anak ke 3 ku, Azhar almarhum menjawab : 
"Ngga...Aku sudah punya istana dan Aku  betah di sana, suasananya juga tenang, sejuk, bikin betah, meskipun aku juga masih ingat dulu di sini, di rumah kita, aku menyesal 'kenapa tidak dari dulu di sana...yuk, kamu saja yang ikut ke rumahku....." Kata Almarhum
Anak ke 2 menjawab : "Moh"(ngga), lalu bangun dan pergi menuju ke kamar almarhum dulu, ternyata di sana ada anak ke 1 ku yang posisinya, persis seperti posisi anak ke 3 ku ketika bertemu dalam mimpi sedang main hp di situ ( memakai kaos, dan sarung sesuai yang dipakai anak ke 3 ku almarhum  di mimpi) serta kondisi kamar juga persis seperti dalam mimpi saat cerita tentang keadaan dirinya di alam Baqo.
      Begitulah cerita anak ke 2 ku tentang mimpinya.di malam ke 71 wafatnya anak ke 3 ku. Aku sendiri tidak tahu yang  ada dalam mimpi anakku, itu alam barzah atau syurga...tapi kalau melihat melewati jembatan ,mungkin itu syurga. 
Ya Alloh, semoga memang anak ke 3 ku benar2 bahagia di syurga bersama para Syuhada dan Sholihiin, seperti yang diceritakan, aamiin. Karena meninggal masih tercatat sebagai Tholibul ilmi/ mahasiswa Fakultas Syariah smt 1 Institut Agama Islam Ghozali ( IAIIG) Cilacap, sepulang ikut sholawat bersama dan mengucapkan kalimah toyyibah. Insya Alloh  sesuai hadist juga termasuk Syahid. Dan kami yang ditinggalkan panjang umur sepanjang umur Abdurrahman bin Auf r.a dan berkah, husnul khotimah seberkah usia Rosululloh saw.Aamiin...
        Jangan tinggalkan sholat 5 waktu, perbanyak infaq, shofaqoh dan sholawat, insya Alloh kita bahagia di syurga kelak, aamiin 🤲
Alhamdulillah...puji syukur kepada Alloh swt, sholawat salam senantiasa untuk  junjungan kita Nabi Muhammad saw. Dan terimakasih untuk semua yg telah mendoakan dan takziyah, semoga manjadi amal sholih kita semua, aamiin

Selasa, 28 Januari 2020

Tidak dapat Berkata apa2

Bunda tidak ada merangkai kata
Hanya sesal yg tiada tara
Bingung yg tak terbendung
Lara yg tak ada obatnya
Rindu kelabu yg tak mungkin bertemu
       Kau tinggalkan Bunda tanpa kata
       Kau pergi tak kembali
       Kau pergi tiba tiba...
       Saat semuanya baik2 saja
       Saat Kau begitu bahagia
       Saat Bunda begitu percaya Kau sebagai Cahaya
Entah salah siapa....
Mungkin Bunda Ibu yg bodoh dan dholim karena  terlalu sayang, khawatir dan bingung pada kalian
Aku Bunda yg goblok dan dholim karena terlalu sayang pada kalian


Nyimpen file