Translate

Selasa, 07 Oktober 2014

"BIMBING HAMBA YA ALLOH"


            

             Saat ini aku tersadar, setelah 26 tahun mengenal LH seorang putra tokoh agama di Cilacap dan  21 tahun mengabdi di Perguruan Tnggi Islam di bawah Yayasan milik keluarga besarnya. Aku sadar bahwa perkenalanku dengannya adalah awal kebodohan, kehancuran dan kehinaanku. Sejak aku kenal dia aku mulai diracuni dengan pemikiran2 buruk dan naif. Dia meyakinkanku bahwa semua manusia itu kejam, bahwa nasab keturunannya sangat mulia dan paling terhormat, bahwa aku naif, tidak layak dan tdak memiliki apa2,bahwa PNS adalah hina, bahwa manusia tu serakah dll.
         Tanpa kusadari lambat laun aku terpengaruh dan mengikuti pemikirannya. Aku yg tadinya sangat baik hati jadi suka su'udhon pada sesama, aku yang tadinya ceria penuh percaya dri dan penuh banyak prestasi menjadi pribadi yang mnder, pesimis dan merasa tidak bisa apa2, aku yang dulunya ggih penuh semangat suka berjuang menjadi pesimis, masa bodoh dan apatis, aku juga menolak jadi PNS meski ditawari 3x dalam 3 tahun berturut. Semua kepribadianku yang amat baik, lembut, penuh kasih dan selalu postif thinking menjadi mudah kecewa, sakit hati, marah dan negatif thinking.
        Berpacaran 5 tahun dengannya ternyata membawaku pada skap 'membeo' pada sifat dan perilakuknya. Sayangnya aku tdak menyadarinya, tahu2 aku sudah menjad pribadi yang berubah 180 derajat dan tidak merasakan perubahan ini.
        Pada saat aku dperlakukan dengan kehinaan2 di Perguruan Tinggi oleh kaum kerabatnya dan tidak jadi menjadi bagian keluarganya karena aku tidak mau dihina dengan segudang penghinaan sepert yang selama ini diajarkannya aku masih sabar dan terima, meski hatiku sangat sakit,sedih dan kecewa.
        Tahun ini adalah tahun yang ke 21 aku mendapat perlakuan yang tidak adil dari keluarganya. Aku yang sudah mengabdi 21 tahun dan membuktikan kualitas kerja diatas rata2 dan istimewa karena inovasi dan kreatifitas serta totalitas kerja dan pemikiranku, tiba2 tidak dipakai lagi dan mengangkat kaum kerabatnya meski tidak memiliki kompetensi dan kaulifikasi yang memadai.
      Alhamdulillah aku menyadari kedholiman mereka, dan aku merasa selama ini aku telah kehilangan separuh kepribadianku. Maka saat ini aku bertekad pada kepribadian awalku,yang senantiasa positif tinking, ceria, optimis, penuh percaya diri, syarat prestasi dan penuh kasih sayang.
         Meski sangat sulit aku berusaha dengan segenap jiwa ragaku untuk kembali menjadi pribadi yang istimewa dan terhormat sebagaimana awalnya. Terimakasih ya Alloh, Engakau telah menyadarkanku bahwa selama ini aku telah terperosok pada keburukan karena aku mengikuti orang yang kuhormati dan kuteladani serta kukagumi, yaitu Kyai yang menurut hadis adalah warosatul ambiya. 
          Aku sekarang yakin bahwa tidak semua Kyai baik seperti para Nabi dan aku juga paham bahwa bukan kedudukan sebagai Kyai yang paling mulia di sisiMU melainkan taqwanyalah yang menentukannya.
Subhanalloh....Engkau Maha Adil, dari ketidak adilan yang kuterima aku memahami Kemaha AdilanMU. 
Dari kedholiman  dan keburukan yang kuterima aku kembali pada jalan kebaikanMu
Engkaulah yang akan mengadili orang2 yang dholim itu, sesuai janjiMU
Bimbing hamba dan keturunan hamba selalu ya Alloh
Cilacap, rabu kliwon  08 Oktober 2014 m
                                   13 Dzulhijjah 1435 h 

Tidak ada komentar: