Translate

Selasa, 22 Juli 2014

DUKA

 


         Duka baru kurasa setelah 5 hari lalu keluarga besar ayahku kecelakaan tunggal di desa sebelum Kroya. Hari Sabtu tanggal 19 juli 2014 pas adzan duhur. Mobil carry yang baru kubeli 6 bulan dan baru membayar pajak beberapa hari di bawa ayahku mengantar saudara dari Kalimantan yang hendak Silaturahmi ke saudara2nya di kroya.
           Ayah yang sudah usia senja / 65 tahun nyetir sendiri karena Beliau merasa masih mampu dan tidak mengajak suamiku karena beliau disuruh mewakili jadwal pengajian Beliau. Dengan membawa 8 penumpang, 2 anak2 luka ringan, 1 orang dewasa meninggal dunia , 5 orang patah tulang, ayahku geger otak ringan.
          Pada malam ke 21 ramadhan itu malamnya aku memohon kepada Alloh agar mensucikan hartaku bila ada yang haram. Apakah kerusakan mobilku akibat kecelakaan ada hubungannya dengan doaku ? Padahal aku memebelinya denga uang kerja halal selama 1 tahun, juga sudah aku zakati dan aku syukuri. Lalu ayahku kenapa geger otak ? Dan untuk yang meninggal dunia bukankah itu sudah takdirnya .....
Apakah yang patah tulang berat karena tidak pernah berzakat ? Atau mereka sering memiliki harta haram ? Apakah musibah ini karena dosa2 kami ? Atau karena hari sabtu adalah hari agung bagi Nabi Musa dan umatnya, kami tidak pantas bepergian , untuk menghormatinya ?
        Semua itu adalah pertanyaan2ku pada Alloh SWT, maka akupun tadarus al-Qur'an karena aku yakin al-qur'an adalah kalamulloh, dan bila aku bertanya sesuatu aku mencari jawaban melalui ayat2 di dalamnya. Ternyata jawabannya sungguh mengejutkan disana aku membaca ayat2 Alloh yang mengatakan " inna ila jahadu fi sabilillahi maghfirotun wa rohmatun " . Maka mendapat kesimpulan bahwa kami adalah orang2 yang suka berjuang di jaln Alloh Swt, terutama ayahku dan kepergiannya bersilaturahmi juga termasuk jihad, maka kecelakaan ini adalah untuk mengampuni dosa2 kami dan bentuk rohmat/ kasih sayangNya pada kami, amiin.
          Tapi yang sangat menyedihkan adalah, temen2 sekantorku tak ada yang peduli, berbela sungkawa atau menengok ayahku. Aku berpikir apakah mereka mati perasaan ? Atau aku yang begitu menyebalkan sehingga mereka acuh tak acuh ? Bahkan pagi ini, dengan enteng seorang karyawan perempuan mengajak aku besuk teman sekantor yang kecelakaan ? Bukankan aku juga sedang kecelakaan ?
Oh....
Ya Alloh....
Cilacap rabu 23 juli 2014
            

Tidak ada komentar: