Translate

Kamis, 27 Maret 2014

Fakir

     Ya Alloh, hari ini aku ingin mengaku dihadapanMu, bahwa aku hanyalah seorang hamba yang Faqir, selalu merasa kurang dan butuh pada semua hal, meski karuniaMu sangat melimpah dan tak ada putusnya.....Entah mengapa dan mulai kapan hal ini ku alami.
               Seingatku, dari masa kanak-kanak sampai punya 4 anak, baru kali ini aku terjatuh pada maqom faqir  dan Dhoif. Tepatnya mulai tahun 2014 . Aku harus membiayai pendidikan 3 anak-anakku yang sudah remaja di Pesantren Darul Hikam dan sekolah Aliyah. Aku juga harus mengangsur dana talangan Haji suamiku, disamping membiayai biaya operasional kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
        Memang sejak awal menikah sampai saat ini ( 18 th ) dan mungkin sampai mati, suamiku pengangguran. Akupun menerima dengan ikhlas dan tidak pernah menuntut apapun darinya. Apalagi dia adalah tipe laki-laki yang cuek , apatis tak peduli pada keadaan.
             Hanya yang aku sayangkan dan rasakan mengapa aku sampai menjadi orang fakir , padahal saat ini penghasilanku meningkat karena masuk serdos/ sertifikasi Dosen. Meski kampus memotong gaji mengajar karena sudah serdos. Aku juga punya mobil.
             Semoga saja kefakiranku bukan karena jatuhnya maqom wira'i  ( menjaga diri ) ku, melainkan hanya karena meningkatnya kebutuhanku. Aku jadi lebih besar empati pada para dhu'afa setelah merasakan sendiri prihatinnya jadi orang fakir.
                 Ya Alloh  ya Ghoniyyu , Yassir umuronaa, ya 'Aliimu ya Kariim.

Tidak ada komentar: