Saya
jawab : “ Nopo Sunan ( apa maksudnya, Sunan ) ?”
Beliau
menjawab dengan mengulangi kalimat tersebut, tidak menterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia : “Lain syakartum fadfa’ ilaihi “
Saya masih belum mengerti maksud kalimat
Beliau, maka saya bertanya lagi : “ Pripun , Sunan ( Bagaimana, Sunan ) ? “
Sekali
lagi samapai pada pertanyaanku yang ke 3 ini, karena belum jelas, jawaban
Beliau masih sama : “ Lain syakartum
fadfa’ ilaihi “
Tapi pada jawaban ketiga ini saya paham bahwa maksud dari
kalimat tersebut adalah “ apabila kamu bersyukur, maka tinggalkanlah dunia.”
Maka saat itu juga aku menangis karena merasa aku masih butuh dunia/ harta
untuk kebutuhan hidup.
Dari mimpi ini aku mendapat beberapa
pelajaran berharga :
1.
Aku seharusnya benar-benar meninggalkan dunia tanpa butuh
sedikitpun darinya
2. Aku yakin kelak di akhirat/ syurga benar2 menggunakan
bahasa al-Qur’an/ Arab untuk komunikasi seluruh manusia meski kita tidak tahu
bahasa arab kelak di syurga akan paham maksudnya sebagaimana dalam mimpi saya
paham arti kalimat berbahasa arab tersebut meski tanpa diartikan atau
diterjemahkan. Wallohu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar