Translate

Minggu, 22 Juni 2014

CITA-CITA

Jangan Pernah Patah Semangat

                Cita-cita adalah hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Cita-cita sangat menentukan usaha dan perilaku dalam hidup manusia. Tanpa cita2 manusia akan hidup seenaknya, tanpa arah dan tujuan. Dari itulah sejak kanak2 aku diajarkan oleh guru tentang cita-cita.
               Ketika aku kecil aku ingin menjadi Dokter karena diilhami oleh kemasyhuran lagu Debby anak Raja dangdut Rhoma Irama, yang menyanyikan cita-cita menjadi dokter. Pada waktu itu Dokter adalah lambang keberhasilan, kewibawaan dan pengabdian. Setelah remaja aku ingin menjadi wartawan karena bisa bertugas sampai luar negeri. Aku juga pernah bercita2 ingin menjadi guru karena menuruti harapan orangtuaku yang ingin aku menjadi guru PNS karena aku anak pertama sehingga bisa membiayai adikku bila aku sdh bekerja selepas SPG ( Sekolah Pendidikan Guru ). Tetapi alhamdulillah selepas SMP saya tidak diterima di SPG meski nilai ijazahku tertinggi karena tinggi badanku kurang. Setelah lulus Aliyah aku kagum pada seorang Da'i yang sarjana, aku  ingin seperti Dia, berilmu agama dan umum serta menjadi Da'i. Lalu ketika aku duduk di bangku S1 aku ingin jadi Dosen dengan alasan kerja yang mulia, tetap bernuansa ilmiah dan bukan menghadapi benda mati seperti orang kantoran melainkan para mahasiswa yang energik dan penuh motivasi ilmiah.
                Ternyata semua cita2ku terkabul, baru kelas 2 Aliyah saja saya sudah menjadi Da'i idola sampai ke tingkat propinsi. Sejak remaja pula setelah lulus S1 saya sudah menjadi Dosen . Aku juga menjadi dokter rohani , menawarkan berbagai resep kesehatan rohani karena aku seorang Da'i, bahkan aku juga sering diminta mengobati orang sakit parah dengan doa.
               Saat ini sudah 21 tahun menjadi Dosen dan 28 tahun menjadi Da'i dan Dokter rohani. Tapi cita-citaku tidak berhenti samapai disini, aku ingin menjadi sufi. yang hanya beribadah kepada Alloh SWT. aku juga ingin anak2ku menjadi oang hebat, berhasil, sukses dan selamat dunia akhirat. Amiin.Apakah cita2ku tentang anak2ku juga akan terwujud ? 
            Aku ingin anak2ku menjadi Ulama besar yang disegani, selamat dan bahagia dunia akhirat , Amiin.
Ketiga anak laki2ku sudah ku masukkan ke pesantren dan sekolah umum untuk keberhasilan dan keselamatan mereka. 
            Tapi sungguh berat rasanya, anak2ku sangat malas, mereka hanya ingin santai, makan enak, berpakaian bagus, bermain dengan montor bagus, hp ok  dan uang segudang. Ya Alloh, kuserahkan mereka padaMu. Mohon liputi mereka , anak2 dan keturunannya ila yaumin qiyamah Engakau liputi dengan rahmat kasih kasayang, keselamatan, pertolongan dan kesuksesan dariMu, ya Robb.. hasbunallloh wa ni'mal wakil ni'mal maula wani'manasir. Allohummaj'alna salamatan fiddini wa dunya wal akhirah. Amiin
                                                                                         Cilacap,senin pon 24 syaban 11435 H
                                                                                                                     23 Juni 2004 M

Jumat, 20 Juni 2014

SEDIH

             
       Hari ini aku sangat sedih. Sebenarnya aku pernah mengalami kesedihan dan penderitaan yang panjang dan mendalam. Pertama ketika aku 'putus' dari kekasihku. Saat itu rasanya aku sangat berputus asa, menderita dan sedih tiada tara. Kalau tak ingat dosa, ingin rasanya aku bunuh diri saja. Hubungan yang terjalin 5 tahun kandas tanpa alasan yang jelas,disaat usia sudah waktunya berumah tangga dan sudah lulus kuliah S1. Penderitaan dan kedukaannku baru hilang setelah 16 tahun berlaku, tepatnya sejak 1988 - 2006. Penderitaan yang panjang dan dalam karena kekasihku menggunakan 'ilmu pelet' sehingga tidak mudah menghilangkannya. Akupun tak akan menceritakan bagaimana perasaanku saat itu. Yang jelas, sampai2 aku ingin mencopot kepala, dan meletakkannya supaya aku tidak terus menerus memikirkannya. Itulah dahsyatnya pengaruh pelet, maka Islam mengharamkannya. Aku memilih bersabar.
       Alhamdulillah pada tahun 2006 aku ikut pelihan shalat khusuk dengan tutor Ustadz Abu Sangkan, rasa cinta, rindu, duka, dan putus asa itu hilang dengan sendirinya dan aku mendapat mahabbah Ilahiyah yang sangat indah. Barangkali kekuatan ilmu pelet itu kalah oleh kekuatan mahabbah Ilahiyah yang kudapatkan. 
      Kemudian ketika akau menikah, aku dijodohkan dengan seorang pria yang sangat jauh dari angan dan harapanku. Dia egois, dingin, kaku, sadis dan temperamental. Anak2ku yang paling menderita dalam hal ini karena menjadi korban keburukan watak ayahnya. Akupun hanya bisa bersabar karena bagiku bercerai adalah laknat Alloh dan aib bagi keluarga.
       Lalu saat anak petamaku duduk di bangku SMP, perilakunya menyedihkan, malas sekolah, suka hura2, bahkan bergaul dengan temen2 yang suka melanggar ajaran Islam. Barangkali hal ini disebabkan karena aku yang jarang di rumah, kaena bekerja, penopang ekonomi sebab suamiku pengangguran dari awal menikah sampai saat ini dan kerasnya suamiku dalam 'mengajar/ memukul/ mengoles matanya dengan cabai dll . Sebagai ibu dan muslimah yang tahu ajaran Islam tentu hal ini menjadi kekawatiran dan kesedihan yang luar biasa, kewatir anakku mengikuti jejak temen2nya yang 'tidak tahu Islam'. Saking sedihnya, pernah suatu hari jam 7 pagi aku menangis menderu2 karena khawatir anakku 'sesat' dan menjadi ahli neraka, na'udzubillah. Aku senantiasa berdoa, menasehati tanpa kenal putus asa dan berusaha mendidik anak2ku ke pesantren sejak mereka lulus SD. Akupun tetep bersabar, berdoa dan berusaha. Alhamdulillah saat ini anakku mau terus sekolah dan mengurangi pergaulan dengan anak2 'broken' .
           Tapi pagi ini aku benar2 merasa besedih karena beberapa hal ;
1. Anakku yang pertama sedang sakit karena sekujur tubuhnya luka bakar akibat atraksi santri ( main bola api menjelang khotmil Ihya Ulumiddin )
2. Anak ke 3 ku dinyatakan naik ke kelas 2 SMP dengan bersyarat padahal semua anak2ku sangat cerdas , tapi dipesantren malas sekolah dan sering bolos, seperti anak pertamaku yang pernah seperti itu.
3. Beberapa bulan ini kebutuhanku sangat banyak tapi pemesukannya begitu lambat dan minim.
         Ya Alloh, rasanya kesedihan itu selalu datang padaku dari ketika aku masih kanak2, apakah semua orang juga begitu ? Akankan kesabaranku berbuah manis ? Aku hanya bisa bergumam hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal maula wa ni'man nashir, Robbana aatina min ladunka Rohmah wa hayyi' lanaa min amrinaa rosyada, lahaula wa la quwwata illabillahil 'aliyil a'dzim....Ya Azizu Ya Maliku Ya Rohmanu Ya Rohimu Ya Salimu, salimna wal mukminiin....aamiin
                                                                                         Cilacap, sabtu   22 syaban 1435 h
                                                                                                                     21 juni 2014

Sabtu, 14 Juni 2014

HARAPAN



         Sejak anak2 aku sangat mudah terpengaruh oleh berbagai hal, terutama hal2 yang positif dan memacu motivasi. Ayahku yang sangat disiplin, religius dan selalu berpikir positif juga berperan aktif dalam meng-inspirasi hidupku. Ibuku yang sederhana tapi cenderung pada kebenaran dan sikap obyektif juga berperan besar dalam pembentukan karakterku.
          Disamping kedua orangtuaku yang kujadikan figur dalam kehidupanku, aku juga senantiasa menyerap pesan2 positif dari berbagai hal yang kutemui dalam hidupku. Misalnya, guru2 agama dan sekolah, cerita2 dongeng atau televisi dan buku2 yang kubaca.
          Maka ketika aku masih kanak2 aku juga sangat terpengaruh dengan cerita2 putri raja dan pangeran. Salah satu dari cerita itu adalah kisah Cinderella yang sangat terkenal,yang mengkisahkan seorang anak perempuan dari rakyat jelata , miskin dan tidak berpendidikan tetapi berhasil mendapatkan pangeran tampan yang kaya raya dan terhormat. Cerita ini membawa alam bawah sadarku untuk bisa seperti cinderella, menikah dengan ' pangeran' .
           Seiring dengan perkembangan usiaku, pada usia remaja aku juga terpengaruh oleh para 'ustadz' yang menceritakan tentang para wanita solihah. Dan salah satu wanita solihah itu adalah Siti Robiah al-Adawiyah, seorang sufi perempuan yang sangat termasyhur dalam cerita Islam. Seorang wanita cantik yang hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Alloh SWT. Sampai2 ketika ada laki2 yang melamar, ditolak karena tidak mau terikat pernikahan yang menurut beliau hanya menghalangi pengabdiannya pada Alloh SWT. Kisah ini kemudian meng-inspirasiku untuk tidak menikah selamanya seperti beliau atau bila menikah harus dengan orang 'alim yang kupilih dengan persyaratan.
         Maka ketika sejak kelas 2 SMP aku sudah dilaar orang, aku selalu menolak. Akibat dari penolakanku ada laki2 yang mau bunuh diri mencebur sumur, ada pula yang akan menabrakan diri di kereta api. Anehnya aku tidak peduli, kasihan atau empati dan merasa bersalah, bahkan aku merasa bangga banyak laki2 yang mencintai dan mengharapkan aku, dan aku banyak menolak. 
        Laki2 yang terakhir yang mengharapkan aku adalah putra pengasuh pondok pesantren terbesar di kotaku.Hanya dengannya lah aku mau 'berpacaran', karena aku yakin bahwa dia tidak akan berbuat maksiat yang dilarang ajaran Islam karena dia orang alim, yang tahu banyak tentang Islam. Dengan laki2 inilah aku agak " membuka diri" karena aku berpikir, dia adalah orang alim yang tepat yang bisa ku ajak jihad fi sabillah karena seorang laki2 anak tokoh agama yang alim. Tetapi ternyata hubungan yang terjalin 5 tahun, putus ditengah jalan, tidak sampai ke jenjang pernikahan karena beberapa hal yang sangat prinsipil, atau kami tidak berjodoh.
          Masa2 inilah masa yang paling berat dalam hidupku, selama 16 tahun hidup dalam bayang2 kegelapan "pelet' laki2. Aku sadar dan menderita tapi aku tidak bisa membuangnya. Tepatnya dari tahun 1988 sampai 2006. Aku sangat menderita dan tersiksa, selalu menrindukannya, tetapi bila disisinya tidak bahagia, bahkan hanya gelisah tak menentu. Aku baru bisa merasa tenang dan bebas dari penderitaan ketika aku sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Itupun karena pada tahun 2006 aku ikut pelatihan shalat khusu' yang dibimbing oleh ustadz Abu Sangkan dari Jakarta di Hotel Grasia Semarang pada bulan mei 2006. Aneh sejak saat itu aku jadi merasakan perasaan yang sangat indah, yaitu mahabbah ilahiyah, sillah ilalloh bilmahabbah bila kasabi (  perasaan cinta yang mendalam kepada Alloh SWT ,berhubungan dengan Alloh dengan rasa cinta tanpa berusaha / hadir dengan sendirinya ). Mulai saat itu pulalah tanpa berbuat apapun rasa tersiksa dan menderita karena pelet itu hilang begitu saja. Alhamdulillah selama 16 tahun menderita akhirnya hilang juga, meski saat itu aku sangat ingin bunuh diri, tetapi kutahan juga karena aku tahu bunuh diri adalah dosa yang tak terampuni, akhirnya Alloh memberi jalan juga.
           Sebelum aku menikah tepatnya pada tahun 1995 ibuku menangis karena ada seorang lelaki kaya, pekerjaan mapan, tampan, dan anak orang yang terhormat, tokoh Islam yang melamarku, aku menolak, padahal usiaku sudah 26 tahun dan sudah lulus S1 serta bekerja menjadi Dosen. Apalagi sejak remaja aku sudah memiliki kharisma dan rizki yang luar biasa, karena sejak remaja, SMU kelas 2 aku sudah menjadi Da'i / ustadzah tingkat nasional dengan imbalan yang cukup besar. 
             Nenek laki2 yang melamarku sampai mengutukku : " perempuan itu bagai dagangan cabai, bila tak laku akan busuk. Perempuan itu bagai memasang'wuwu' ( alat penangkap ikan ), apapun yang masuk jerat wu2 harus diterima, baik kepiting ataupun ular harus diambil." Dari kata2 inilah ibuku merasa malu dan prihatin padaku, kawatir aku benar2 tidak menikah selamanya dan 'tidak laku'. Anehnya lagi aku tidak merasa bersalah dan tidak takut akan 'laknat' nenek laki2 yang melamarku. Aku bahkan menjawab pada ibuku ketika nenek tsb sudah pulang : " bu, aku kan bukan cabai, jadi nda akan busuk kalau belum dikubur, kecuali bila aku kena penyakit yg membuat tubuhku busuk, lagi pula kalau masang wu2 yang masuk ular lalu kita ambil aja ular itu, nanti malah mematuk dan bikin kita mati, jadi kalau ular yg masuk ya buang aja, kita ambil bila yang masuk bogo, lele atau gurameh.." 
            Betapa kagetnya aku ketika melihat reaksi ibuku atas jawaban tersebut, beliau menitikkan air mata dan menangis sambil berkata, " lha,kamu mau menikah kapan ? Ibu malu kalau kamu dikata2i orang 'perawan tua yang ngga laku' padahal, kalau kamu mau sudah dari SMP saja kamu sudah dilamar orang. Mau pilih yang seperti apa ? Katakan pada ibu." Akhirya aku sadar, bila aku terus begini berarti aku menjadi anak durhaka yang membuat sedih ibuku. 
            Maka aku berkata, ' baiklah bu, kalau itu mau ibu aku mau menikah secepatnya, meski aku pengin kuliah S2 dulu". Ibuku menjawab ; kuliah terus, ntar tua di bangku kuliah, kuliah kan bisa kapan2 lagi, ya apa yang kamu inginkan dari laki2 pilihanmu, bilang sama ibu..." Akupun menjawab, "aku belum punya pilihan bu,karena semua laki2 yang melamarku tidak ada yang cocok di hatiku, jadi ibu saja yang carikan jodoh untukku, syarat dia tidak memalukan bila diajak kondangan/ bukan orang ca2t dan yang ganteng tentunya, juga harus pandai tentang Islam/ alim , bisa baca kitab gundul/ buku berbahasa arab tanpa harokat/ sakal."
            Memang disamping kedua syarat tersebut aku juga berharap suamiku seorang santri bukan kyai, karena bila kyai pasti dia akan meremehkanku dan bisa di madu aku, tapi bila santri yang sama2 dari awal jihad fi sabilallah dia akan menghargaiku dan tidak berani mencari madu. Benarlah ibuku tertawa riang dengan mengatakan, 'beres, besok ibu mau carai laki2 yang kau inginkan, tapi kamu tidak boleh menolak." Maka menikahlah aku dengan santri pondok pesantren yang sesuai syaratku tadi.
           Harapanku aku menikah dengan syarat2 tersebut, aku akan memiliki suami yang ganteng, pengertian, penyayang, sabar, bijak, pandai dan bersama mengembangkan Islam dengan suamiku yang menjadi pengasuh pesantren dan aku yang mengembangkan lembaga pendidikan formalndi bawah naungan pesantrennya. Tetapi kenyataan yang ku alami sangat jauh berbeda, sejak awal menikan suamiku sudah menunjukkan karakter yang mengerikan, sadis temperamental, keras, egois, cuek dan arogan meski penampilannya pendiam. 
         Anak2ku yang jadi korban, aku yang sibuk mengaji dan mengajar di luar tidak bisa mendampingi anak2ku di rumah. Sedang suamiku yang berkarakter demikian, membuat aknak2ku takut pulang ke rumah, apalagi suamiku juga cuek tidak peduli bila ank2 tidak pulang pada waktunya. Makanya anak2 memilih bermain dengan teman2nya yang berasal dari berbagai latar belakang keluarga broken. 
           Aku tidak menceraikan suamiku yang seperti itu karena beberapa pertimbangan :
1. Bagiku menikah hanya bisa dipisahkan dengan kematian
2. Aku menjaga imag masyarakat yang akan menilai buruk padaku karena aku ' Da'i dan Dosen sejak gadis.
3. Cerai adalah perbuatan yang dilaknati Alloh SWT
4. Aku memilih bersabar
5. Siapa tahu suamiku akan berubah
           Saat ini aku hanya berharap, anak2 tumbuh normal, dewasa, kharismatik kelak menjadi orang sholih yang berguna bagi Islam, Bangsa dan sesama makluk. Amiin. Meski cobaan tak henti2nya menghampiriku, sampai saat ini aku masih bersabar, semoga sampai akhir hayat dan harapanku terkabul . Amiin
                                                                                                         Cilacap, Sabtu wage 14 juni 2014 M
                                                                                                                                    16 syaban 1345 H

Rabu, 11 Juni 2014

NISFU SYA'BAN


                Dalam al-Qur'an surat al-Taubah ayat 36 dikatakan bahwa jumlah bulan dalam satu tahun ada 12 dan ada 4 bulan yang diutamakan yang artinya sebagai berikut  :
                "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah: 36)


        Menurut pendapat Ulama salah satu bulan yang diutamakan tersebut adalah bulan Sya'ban sebagaimana disebutkan :

                 "Al-Rojabu Syahrulloh wa sya'bana syahriy wa romadhona syahru ummatiy"
Artinya : " Rajab adalah bulan Alloh SWT ,sya'ban adalah bulanku (Nabi Muhammad saw)                    dan romadhon adalah bulannya umatku"
 
           Rajab dikatakan sebagai bulan Alloh SWT karena pada bulan tersebut Alloh SWT memberi kebaikan dan mengabaikan keburukan yang diperbuat umat muslim.Sesuai huruf dari kata ROJAB ( ro, jim, ba ) maka diartikan bahwa pada bulan tersebut  Alloh swt melimpahkan rahmat / kasih sayang , mengabaikan dosa/huruf jim , dan memberi kebaikan /birrun. 
               Sedangkan bulan sya'ban dikatakan sebagai bulan Nabi Muhammad SAW, karena pada bulan ini Beliau melakukan pendekatan yang lebih banyak dan sungguh2 untuk menghadapi serta mempersiapkan datangnya bulan ramadhan, serta bulan dimana dalam satu tahun amal manusia diangkat dan dilaporkan kepada Alloh swt. Sebagaimana dikatakan dalam hadis :
   

         1. Artinya : "Sesungguhnya Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku tidak pernah sekali pun melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali (pada) bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat  Beliau berpuasa pada kebanyakan hari seperti di bulan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari: 1868 dan HR. Muslim: 782)

            2. Dalam hadits yang lain, Usamah bin Zaid berkata,

              Artinya;“Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa dalam beberapa bulan seperti puasamu di bulan Sya’ban. Beliau menjawab, ‘Itu adalah satu bulan yang manusia lalai darinya. (Bulan itu adalah) bulan antara Rajab dan Ramadan, dan pada bulan itu amalan-amalan manusia diangkat kepada Rabbul ‘alamin, maka aku ingin supaya amalanku diangkat pada saat aku berpuasa.’ ” (HR. an-Nasa’i: 1/322, dinilai shahih oleh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil: 4/103)


              Adapun amal ibadah yang dilakukan Rosululloh SAW pada bulan sya'ban adalah sebagaimana disebutkan dalam hadis2 berikut :

1.  Hadis yang artinya :       
        "Aisyah RA bercerita bahwa pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah SAW, ia keluar mencari dan akhirnya menemukan beliau di pekuburan Baqi’, sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.” (HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

2.Hadis artinya:

         "Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)

3.Hadis yang artinya:

        "Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika malam Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, adakah yang begini (2x), demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).

              Dari beberapa hadis tersebut dapat kita simpulkan bahwa :
1. Bulan sya'ban adalah salah satu bulan yang diutamakan 
2. Bulan sya'ban sebaiknya diisi dengan amal2 ibadah sebgaimana yang dilakukan oleh Rosul
     terutama pada malam tanggal 15 sya'ban/ setengahnya bulan sya'ban/ nisfu sya'ban
3. Ibadah di bulan sya'ban antara lain : qiyamullail dimalam hari, dan puasa sunnah siangnya
4. Kita juga boleh berziarah qubur mendokan para Muslimin/ Ulama yg telah meninggal
5. Hendaknya kita memohon ampun dari dosa2 karena pd malam itu dilaporkannya amal kt
                                                
                                                                                         Cilacap, kamis pahing, 14 sya'ban 1345 H
                                                                                                                                 12 Juni 2014

Senin, 09 Juni 2014

ANAK PERTAMAKU

                  
         Pada hari  kamis pahing jam 20.45  malam jumat pon, tanggal  20  September 1996/ 07 jumadil ula lahir anak pertamaku . Kuberi nama Tajun Millatu Syafa'at dengan harapan namanya menjadi doa kelak akan menjadi mahkota indah penolong agama Islam sesuai arti nama berbahasa arab tersebut. Anak yang sangat manis dan membanggakan sesuai harapan orangtua.  Dengan berat 3,1 kg dan panjang  49 cm, berkulit putih cenderung  kemerahan, bermata sipit , lincah, sehat dan lucu, bahkan para tetanggaku  mengatakan anaku mirip orang jepang atau cina. Usia 5 bulan sudah penuh giginya, 9 bulan sudah bisa berlari2, 1,5  tahun hafal doa sehari2 dan main game di komputer tanpa diajari hanya meniru teman2nya, cerdas, lincah, sehat, lucu, seorang anak idaman orangtua yang membanggakan. 
            Sayangnya suamiku tidak menyadari hal ini, sejak umur 9 bulan sudah "diajar" dengan kekerasan. Waktu itu dia ingin kencing, tetapi karena aku dan suamiku sedang fokus menerima tamu, maka tidak mengetahui bahwa Tajun kecilku ingin kencing, tanpa disangka dia kencing di tempat, di ruang tamu di mana kami sedang duduk bersama tamu kami. Tanpa kuduga setelah tamu pamit, suamiku membawa anakku ke kamar kecil, dan di sana dimasukkan ke bak mandi kosong dengan lampu dimatikan, dengan hanya dipegangi kaki mungilnya yg lucu dengan posisi kepala di bawah, jadi anakku menengis , menjerit2 keras2, maka aku mendatangi mereka berdua dan segera meminta anak kami dengan berkata 
" Ya Alloh, koq seperti itu, sini, kasihan dong, anak kecil diperlakukan begi tu, itu , sini "
Lalu ku bopong anakku, dengan tetap memaafkan suamiku.
           Kemudian pada umur 3 tahun, anaku juga pernah di "ditabok" / pukul dengan telapak tangan sampai, pantatnya merah2 ngecap/ telapak tangan suamiku membekas  gambar telepak di pantatnya, saking kerasnya pukulan tersebut, dengan berkali2. Kekerasan2 terus berlanjut sampai anakku remaja saat ini, pernah di pukul dadanya sampai berbuny " bug " saking kerasnya pukulan tersebut hanya karena pinjam motor adiku, pernah juga semasa masih duduk di kelas 5 SD mata dan bibirnya digosok dengan cabai hanya karena main PS . Ya Alloh, bukan ingin mengungkap keburukan suami atau membuka aib keluarga kami, tetapi aku hanya sedang menganalisa dan prihatin terhadap nasib anak pertamaku.
           Sikap egois, keras, temperamental bahkan sadisnya suamiku tidak pernah kupikir bahwa hal tersebut adalah hal yang sangat kejam dan mengerikan, aku hanya bersabar dan menjadi penengah antara suami dan anakku. Tetapi kali ini aku jadi teringat akan beberapa sikap suamiku pada anakk2ku, karena aku sedang prihatin pada perilaku anak pertamaku.
           Dulu ketika masih duduk dibangku SMP pernah minta keluar/ putus sekolah karena sudah terlalu banyak membolos dan suamiku malah mengajukan pada gurunya untuk memberi sangsi tidak naik kelas padanya, padahal dia anak yang sangat cerdas dengan nilai di atas caumload dan masuk kelas unggulan, betapa down tidak naik kelas. Kemudian dia juga menyukai teman bermainnya dengan serius, padahal masih SMP dan bukan perempuan baik2 yang disukai gadis SMU. Alhamdulillah kami dapat melewati semuanya dengan baik, aku dengan sabar mengarahkan dan mendoakannya sehingga sekarang masih sekolah SMU dan sudah tidak berhubungan dengan perempuan itu lagi.
            Hanya saja saat ini dia baru duduk di  kelas 2 SMU malah tiba2 memintaku menemui orangtua gadis teman nyantrinya untuk menyatakan keseriusan hubungan mereka. Aku kaget luar biasa karena menurutku anakku masih sangat belia dan aku akan menikahkan anak2ku minimal bila mereka telah lulus kuliah S1. 
            Saat ini aku jadi berpikir, barangkali karena kesibukanku yang kurang punya waktu bersama anak2ku dan perilaku suamiku yang keras dan sadis tanpa kasih sayang pada anak2nya sehingga anak2ku tumbuh di lingkungan pergaulan yang salah, maka kurang bisa memilih jalan yang baik dan bijak. Maka saat ini aku hanya berdoa dan optimis kami juga akan bisa melewati masalah ini dan dapat mewujudkan keinginan meraih cita2, meneyelesaikan studi dulu sebelum menikah, dan mereka anak2ku akan menjadi anak2 yang berkualitas bagus, berprestasi gemilang serta dapat menjadi  Auliaulloh, Amiin.
                                                                                                           Senin wage, 9 juni 2014
                                                                                                                      19 Sya'ban 1435 H
 



 












Rabu, 04 Juni 2014

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Gambar bulan bintang

               Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti2 oleh umat Islam. Bahkan Ramadhan sering disebut sebagai bulan suci. Karena bulan ramadhan adalah salah satu bulan yang dimuliakan oleh Alloh SWT. Ada 4 bulan yang dimuliakan oleh Alloh SWT, ada pendapat yang mengatakan 4 bulan tersebut antara lain ; bulan Rojab, sya'ban, ramadhan dan muharom.
                  Bahkan dalam sebuah hadis dikatakan " Arojabu syahrulloh, wa syabana syahri wa romadhona syahru ummati" yang artinya : Rojab adalah bulan Alloh, sya'ban bulanku ( Nabi Muhammad saw ) dan Romadhan adalah bulan umatku. Mengapa rojab dikatakan nsebagai bulan Alloh SWT, hal ini Ulama menjelaskan bahwa bulan Rojab terdiri dari 3 huruf  ( ro, jim, ba ) Ro berarti rohmat Alloh SWT, Jim : jaromun / dosa, ba ; Birrun/ kebaikan. Maka pada bulan Rojab adalah bulan yang penuh rhmat Alloh dan kebaikan, tidak boleh berbuat dosa. Rojabun juga diartikan tuli, bulan rojab adalah bulan penuh rohmat Alloh SWT dimana keburukan tidak diperhitungkan atau tidak didengar oleh Alloh SWT, hannya kebaikan yang akan dibalas dengan berlipat ganda.
                Kemudian  bulan sya'ban dinyatakan sebagai bulannya Rosululloh SAW karena beliau banyak berpuasa dan berkholwat di bulan ini untuk menyambut dan mempersiapkan diri akan datangnya bulan Ramadhan. Pada bulan ini paling banyak puasa sunnah yang dilakukan oleh beliau. Tetapi umatnya tidak dianjurkan
                   Sedangkan ramadhan dikatakan sebagai bulan umatnya Rosululloh SAW, karena pada bulan ramadhan umat Islam di wajibkan menjalankan puasa 1 bulan penuh sebagai perwujudan kasih sayang Alloh SWT. Umat Islam diberi kesempatan untuk membersihkan diri lahir batin, sehingga akan sehat lahir batin. Fisik yang selama 11 bulan capai beroperasi, organ pencernaan makanan yang selalu beraktifitas, pada bulan ramadhan diatur sehingga lebih rilex. Malamnya shalat tarwih dan riyadhoh membersihkan hati dan jiwa dari penyakit-penyakit rohani. Maka bulan ramadhan juga dikatakan sebagai bulan suci, bulan untuk mensucikan diri lahir batin, jasmani rohani, dan bulan yang suci dari dosa dan maksiat karena memperbanyak amal ibadah. Siang berpuasa, malam qiyamul lail dan riyadhoh.
                  Bukan hanya itu Alloh SWT bahkan memberi penghargaan yang sangat tinggi dan mulia bagi umat Islam di bulan Ramadhan. Hanya dengan merasa senang akan datangnya ramadhan saja sudah dobebaskan dari 2 neraka, sebagaimana dalam hadis dikatakan : " man fariha biduhuli ramadhan haromallohu jasadahu 'ala nirooni " Yang artinya : Barang siapa merasa senang dengan datangnya bulan romadhan maka Alloh mengharamkan jasadnya dari 2 nerakan." Subhanalloh demikian besar cinta Alloh SWT pada umat Muslim dan demikian besar keutamaan bulan ramadhan sehingga orang yang hanya senang saja akan datangnya ramadhan sudah dibebaskan dai 2 neraka. 
               Maka dari analog ini juga kita bisa balik bertanya, bagaimana bila sebaliknya ? Kita justru sedih akan datangnya ramadhan ? Karena ternyata banyak juga orang yang merasa sedih dan terbebani akan datangnya romadhon. Mereka adalah orang2 yang takut dan malu bila datangnya romadhon karena dia muslim tetapi tidak menjalankan syari'at Islam. Takut dan malu pada tetangga karena tidak berpuasa dan shalat tarwih padahal teman2nya semua berpuasa dan trawih. Bahkan ada juga yang sedih dengan datangnya romadhan karena harga sembako dan kebutuhan hidup naik. Na'udzubillah...
Bila kita mengalami perasaan2 ini hendaknya secepatnya istighfar, membaca sahadat dan memohon kekuatan kepada Alloh SWT agar dijadikan orang yang bisa menjadi Muslim yang kaffah, Muslim yang bisa menjalankan syariat Islam bukan hanya pengakuan atau Islam di KTP saja. Kita juga harus takut dan kewatir 'mengapa ramadhan datang malah bersedih ? Bukankah ini adalah salah satu indikasi lemahnya iman dan Islam kita ?
           Bukan bulannya yang salah tapi manusianya yang latah menaikkan harga menjelang romadhon. Apalagi banyak dikalangan Muslim di bulan romadhan yang mestinya berhemat karena makan cuma 2x sehari, yaitu waktu sahur dan berbuka puasa malah jadi membengkak pengeluaran karena, ramai2 membeli cemilan, segeran atau makan malam yang berlebihan, sehingga menyimpang dari maksa puasa itu sendiri yang artinya menahan malah jadi berfoya2. Hal ini juga salah satu faktor mengapa harga kebutuhan hidup meningkat karena sikap konsumtif masyarakat yang makin menjadi ketikan bulan ramadha.
                Mari kita sambut ramadhan dengan hati yang bahagia, damai dan mengahrap rahmat dan ampunan Alloh SWT. Bulan yang menawarkan cinta kasih Alloh SWT. Semoga kita termasuk orang2 yang dikasihi olehNYA. Amiin
                                                                                                                Kamis Kliwon, 05 juni 2014

Selasa, 03 Juni 2014

KEADILAN


Keadilan adalah sesuatu yang mudah diucapkan namun sangat sulit diwujudkan, baik keadilan untuk personal individual, keluarga maupun kelompok dan masyarakat. Begitu banyak manusia yang merindukan keadilan, terutama mereka yang sedang mengalami penderitaan karena diperlakukan tidak adil atau dianiaya oleh pihak lain. Maka dalam Islam keadilan sangat diutamakan. Bahkan sering sejarah mencatat beberapa tokoh keadilan yang terus hidup di hati rakyat meski sudah ribuan tahun meninggal dunia. Seperti kisah Putri Shima seorang Ratu , penguasa kerajaan Sumatra yang sangat disegani oleh rakyatnya karena sikap dan kepribadiannya yang selalu menjunjung tinggi keadilan. Dikisahkan di sana bahwa Putri Shima menghukum kakak kandungnya yang mencuri, meskipun beliau seorang Ratu. 
            Dalam kisah ini dapat diambil beberapa pelajaran antara lain, bahwa :
1. Keadilan adalah hal yang sangat penting sehingga siapapun yang memiliki sifat ini akan dikenang sepanjang
    masa.
2. Siapapun bisa bersikap adil, termasuk seorang perempuan ataupun Raja dan Ratu, sehingga sikap adil bi-
    sa dimiliki dan diwujudkan oleh siapa saja tidak memandang jenis kelamin dan jabatan.
3. Keadilan juga bisa diberlakukan kepada siapa saja termasuk kepada saudara kandung, apalagi terhadap 
    dii sendiri
4. Keadilan sangat sulit dilaksanakan terutama bila dihadapkan pada persolaan sulit yang menyangkut diri 
    sendiri dan keluarga, maka legenda Putri Shima yang mampu menegakkan keadilan pada kakak kandung
    nya terus tertanam dalam benak rakyatnya sampai saat ini.
             Hari ini aku sedang kecewa karena menyaksikan ketidak adilan untuk yang kesekian kalinya. Tepatnya adalah propsal penelitianku tidak diterima karena teman kerjaku mengajukan penelitian dengan "loby " khusus. Aku merasa heran saja, sampai saat ini lembaga ilmiah di bawah Kemenag tetap tidak bisa berlaku adil. Tetap melakukan KKN ( korupsi, kolusi dan nepotisme ) Bahkan di Kemenag sendii budaya ini masih kental sejak aku kanak2 sampai saat ini, lembaga yang nota bene tempat berkumpulnya para 'alim ', sungguh ironis ! Salah satu alasan aku tidak mau menjadi PNS Kemenag meski sudah didatangai kasi Urais 3x kali / 3 tahun berturut adalah karena nialiaku yang nomor 1 se-Kabupaten Cilacap, tetap harus memberi uang ' pelicin' dengan analog bagai orang akan menggarap sawah, sungguh memprihatinkan.
             Demikian pula ada suatu kejadian di Kemenag , dimana ada sebuah pondok pesantren yang tidak mengajukan proposal bantuan diberi dana bantuan karena kedekatan emosional dengan pejabat kemenag dan saya yang sudah mengajukan dan membutuhkan dana malah tidak diberi bantuan dana karena tidak ada hubungan 'personal'.
              Saya sering diperlakukan tidak adil dan menyaksikan ketidak adilan. Bahkan sewaktu masih kanak-kanak aku sering 'merasa' diperlakukan tidak adil oleh ibu kandungku sendiri. Yang menurut saya 'pilih kasih' . Misalnya, adikku yang nomor 2 selalu di dahulukan kebutuhannya dan dikabulkan keinginannya. Contoh kecil yang masih kuingat, saat itu ibu membagi buah semangka pada anak2nya yang baru berjumlah 3 orang. Buah semangka di bagi 3 tetapi yang 2 sama besar yang satu lebih besar. Yang paling besar diberikan pada adik ku yang nomor 2, aku dan adikku yang nomor 3 diberi bagian yang besarnya sama. Yang membuat aku heran, adikku yag nomor 2 minta lagi setelah buah semangkanya habis karena makanya cepat sekali, anehnya ibuku memintaku untuk memberikan bagianku pada adikku itu. Aku jadi heran, buaknkah tadi adikku sudah diberi lebih besar, mengapa aku yang mendapat lebih kecil masih disuruh memberikan bagianku lagi padanya ? 
Pertanyaan ini kupendam dalam hati dan aku hanya menuruti perintah ibuku. Kemudian setelah dewasa, berumah tangga, aku memberanikan diri menanyakan hal tersebut, ibuku menjawab " adikku diberi lebih besar karena dia laki2, makannya lebih banyak, sedangkan aku disuruh memberi lagi karena aku salah makanku lambat sehingga adiku kepengin lagi, maka aku yang 'nrimo' disuruh kasihkan bagianku.
           Mulai saat itu aku sudah menghilangkan perasaan tentang sikap ibu yang 'pilih kasih' Aku menyimpulkan bahwa, itu bukan pilih kasih, tetapi itu bentuk kebijakan seorang ibu yang memahami karakter anak2nya, sayangnya waktu itu tidak dijelaskan, sehingga aku berikir' negatif'.
Apa arti keadilan ? Rabu wage, 04 Juni 2014