Translate

Rabu, 30 April 2014

HARUS BAGAIMANA ?

           Saat ini aku sungguh galau dan ragu, amtara karya nyata untuk kepentingan bersama atau personal  family . Sebagai individu aku ingin meraih bahagia untuk diri sendiri dan keluarga. Disisi lain aku juga memiliki keahlian dan legalitas untuk mengabdikan diri bagi kepentingan umum, karena aku sarjana dan Dosen, dan Da'i yang bisa bermanfaat untuk masyarakat luas.
           Tetapi keinginan pribadiku adalah meraih mahabbah Ilahiyah yang sangat indah, uzlah, menyendiri dan jadi Sufi. Karena aku juga pernah mendapatkan maqom mahabbah Ilahiyah yang begitu indah.
            Sayangnya aku tidak bisa memilih satu diantara keduanya karena keduanya sama2 berat dan sama2 mengandung resiko serta menampilkan keraguan untuk menentukan langkah. Saat memilih menjadi Sufi  akan berimbas pengasingan diri dan tidak bermanfaat ilmuku. Tapi bila memilih terus berjuang, beraktifitas di masyarakat bisa jadi aku tak akan meraih mahabbah Ilahiyah selamanya, sebuah rasa dan status yang selama ini kukejar dan ingin kudapatkan.
          Tapi dalam hati nuraniku yang paling dalam, sungguh bagiku dunia ini tak ada artinya dan sangat menjenuhkan bila dibanding dengan mahabbah Ilahiyah. Ya Alloh, bisakah aku menjadi manusia yang bermanfaat dan berjuang lii'lai kalimatillah sampai akhir hayatku tetapi aku tetap bisa meraih, ridhlo dan mahabbah Ilahiyah seperti Rosulloh SAW , sebagaimana doaku  ? Meskipun kecenderungan hatiku lebih condong pada sufi, mahabbah Ilahiyah  dan 'uzlah. 
Robbana Atiina minladunka Rohmah wa hayyi' lana min amrinaa Rosada 100x. Amin

Senin, 14 April 2014

MAQOM / KEDUDUKANKU

               Membahas tentang kedudukan akan selalu terbayang kedudukan duniawi, seperti : Bupati, Rektor, Presiden dan lain-lain. Tetapi yang akan saya tulis di sini adalah maqom/ kedudukanku selaku hamba Alloh SWT. 
                  Dalam ajaran tasawuf Islam ada beberapa kedudukan / maqom manusia sebagai hamba Alloh di sisinya. Antara lain : maqom  ' abid, wali, salik dan lain-lain. Tetapi yang akan saya sampaikan di sini adalah kedudukanku terkait dengan perasaan dan perilaku yang saya rasakan selama ini.
                 Sejak kanak-kanak, aku sudah diajari berbagai teori dan perilaku yang baik oleh ayahku. Aku juga diajak mengaji/ menimba ilmu agama Islam dalam berbagai Majlis Taklim.
               Maka tulisan ini aku mulai dari perasaan dan perilaku ketuhanan/ ibadahku dari masa kanak-kanak. Saat aku masih kanak-kanak aku sudah menjadi anak yang taat pada ajaran Islam melebihi anak-anak lain sesusiaku. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar/ SD saya sudah rajin puasa sunnah, qiyamul lail, tadarus, dzikir dan dawamul wudhlu. Kebiasaan2 tersebut aku lakukan sampai selesai kuliah S1. 
              Pada masa kanak2 aku merasa sebagai hamba Alloh yang senantiasa berlumuran dosa, padahal aku tidak pernah melanggar dosa besar. Aku merasa sebagai manusia yang 'kotor'. Aku selalu merasa takut pada Alloh SWT . Aku sangat tertarik pada kegiatan2 Islami. Sampai2 aku masuk sekolah Aliyah / SMU berbasis Islam padahal nilaiku tinggi karena rangking 1 dari SD sampai SMU.
               Pada waktu aku kelas 2 Aliyah ( 1986 ) tanpa sengaja aku ikut lomba ceramah agama Islam di sekolah untuk menggantikan teman sekelasku yang didelegasikan tetapi berhalangan/ sakit. Aku meraih juara I sungguh mengejutkan karena basic agamaku biasa saja, sedang teman2ku dari pesantren. Maka mulai saat itu aku di undang ke berbagai tempat sampai ke Boyolali, salatiga, rembang dll. Sejak saat itu aku jadi Da'i dengan julukan ' mba Nyai karena aku masih remaja, kalau Da'i yang sudah berumah tangga di juluku 'bu Nyai. Sejak saat remaja / kelas 2 SMU itulah sampai saat ini aku menjadi Da'i.
               Dari masa kanak-kanak sampai lulus S1, aku selalu merasa kotor, berlumuran dosa dan takut kepada Alloh SWT, tetapi kemuliaanku di mata manusia sangat mulia karena sebagai Da'i yang sangat dihormati, disegani dan dicintai masyarakat padahal masih remaja. Aku juga didatangi orang dengan berbagai permintaan doa, seperti ingin laris dagangannya, ingin cepat dapat jodoh, ingin punya anak, sakit dari stroke yang sudah bertahun2 dan lain2 padahal aku tdk bisa apa2, tetapi doa yang kuberikan Alhamdulillah terkabul.
                 Kemudian setelah menikah sampai tahun 2006 aku selalu mimpi2 tentang kedudukanku yang katanya aku adalah seorang waliyulloh dengan julukan ' podang kemuning '  guruku wali Pandanaran yang makamnya di Klaten, padahal saat itu aku belum pernah ke makam Beliau. Tahun 2006 - 2009 aku mendapat anugrah yang luar biasa indah. Setelah aku menjadi delegasi Pelatihan Shalat khusuk' dari Muslimat NU Kabupaten Cilacap di Hotel Grasia Semarang, oleh Ustadz Abu Sangkan, tak kuketahui apa sebabnya aku langsung menjadi orang yang selalu sillah ilalloh bidzauq wal mahabbah/  senantiasa terhubung kepada Alloh dengan perasaan yang dalam dan cinta yang begitu indah apapun kegiatan saya. Bahkan sepulang dari pelatihan tersebut saya tidak tidur 1 minggu tetapi hati tetap dzikir, badan dan wajah fresh, penuh kasih, sabar dan penuh pengertian. Bahkan dalam perjalanan pulang dari Semarang aku sempat kasih ke pengemis uang 50.000 rupiah dan merasa belas kasih pada wanita tuna susila yang duduk di sebelahku dengan keyakinan ' betapa Alloh Tuhan yang Maha Besar mentakdirkan manusia ada yang menjadi WTS sebagai kelengkapan perilaku manusia di Dunia'. 
                  Aku juga tahu kalau pada suatu hari minggu jam 9 pagi ayah mertuaku akan tiba di rumahku , dalam keadaan lapar karena belum makan pagi, padahal tidak ada yang memberitahuku. Aku juga bermimpi kalau kedudukan/ maqomku 200 x lipat tinggi gunung Slamet disisi Alloh SWT. Entah benar atau tidak mimpi2ku tentang kedudukanku, yang jelas sejak kanak2 mimpi2ku sering sesuai/ benar di kehidupan nyata.
Seperti saat aku mimpi kakak iparku keguguran, juga mimpi kakak iparku melahirkan anak peempua dan suaminya datang ke rumahku untuk menagabarkan kelahiran anaknya dengan naik sepeda mini dan berbaju kotak2. Persis mimpi tersebut sesuai kejadian sebenarnya. Termasuk bulan lalu aku mimpi ada agama Nasrani yang cara berpakaian dan beribadah seperti Muslim hanya shalatnya yang berbeda, membaca kitab berbahasa Arab tetapi aqidahnya Trinitas, ternyata dalam kenyataannya benar2 ada.
              Saat ini aku selalu merasa sebagai orang yang hina, dan fakir, rendah dan naif di mata Alloh SWT, jauh dari Alloh, kosong tidak terhubung hatiku padaNya.
Maka aku bisa menganalisa maqomku  sebagai berikut :
1. Masa kanak-kanak sampai menikah beberapa tahun aku berda pada  maqom taubat, khouf  dan roja' 
2. Masa bebrapa tahun setelah menikah aku berada pada maqom mahabbah ilalloh
3. Tahun 2009 - saat ini ( 2014 ) entah sampai kapan aku berada pada maqom ' abid, faqir dan dha'if 
               Aku tidak tahu mengapa sillah ilalloh bidzauq wa mahabbah hilang, yang jelas tahun 2006- 2009 adalah maqom yang paling indah dan menakjubkan karena apapun kegiatanku, tetap sillah ilalloh bidzauq wa mahabbah. Baik aku sedang bekerja, berbicara atau apa saja, aku tetap asyik masyuk ' bercengkrama dengan Alloh SWT. tetapi sejak ba'iat thoriqoh aku kehilangan semuanya. Perasaan indah yang dahsyat yang sangat menakjubkan. Sungguh penyesalan yang dalam tapi aku tak bisa mengembalikan hatiku pada keadaan semula, aku tidak tahu mengapa dan harus bagaimana, yang jelas aku saat ini sangta menyesal, tidak berdaya, dan rindu akan perasaan tersebut.
              Saat ini rasanya aku hanya manusia yang hina tanpa punya apa2. Aku rindu padaMu ya Robbii.....
Sampai kapan aku begini ? Akankah kuraih lagi cintaMu ? Atau sampai mati aku merara terlempar ke lembah nista, tanpa nama dan rasa..... Wallohu A'lam